Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi konsumen tahunan Korea Selatan meningkat menjadi 3,4 persen pada Agustus 2023, dengan peningkatan hitungan bulan ke bulan yang tercepat sejak awal tahun 2017. Hal ini membuat pemerintah Korsel waspadai terkait kebijakan kenaikan harga yang berkelanjutan.
Bulan lalu, The Bank Of Korea (BOK), mempertahankan stabilitas suku bunga hingga lima kali berturut-turut, sebagai upaya memprioritaskan stabilisasi harga di tengah tingginya risiko inflasi.
Dari segi bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Korsel, pada bulan Agustus 2023 naik 1,0 persen, dari kenaikan 0,1 persen pada bulan Juli 2023. Berdasarkan survei Reuters, Selasa (05/09/2023), hasil itu di bawah prediksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,3 persen.
Inflasi tahunan, yang kian meningkat untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir ini, telah melampaui 2,7 persen dari yang diperkirakan oleh para ekonom, dan menjadi yang tercepat sejak bulan April 2023. Kemudian disusul oleh kenaikan 2,3 persen di bulan Juli 2023, dan menjadi yang paling lambat dalam dua tahun terakhir.
Menurut BOK, kemungkinan inflasi akan meningkat sekitar 3 persen di bulan Agustus dan September, sebelum nantinya menurun lagi. Dengan kata lain, angka-angka terbaru saat ini, seharusnya tidak mengejutkan para pembuat kebijakan Korsel.
Mengomentari berdasarkan data, Kementerian Keuangan Korea Selatan mengatakan naiknya inflasi dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer, seperti kondisi cuaca buruk, bersamaan dengan naiknya harga-harga energi global. Meskipun demikian, secara keseluruhan, tren penurunan harga-harga tetap terjaga.
Baca Juga
Dipecah berdasarkan sektor, harga produk minyak bumi melonjak 8,1 persen selama sebulan, harga pertanian melonjak 10,5 persen, sementara harga layanan publik naik 0,5 persen.
IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 3,3 persensecara tahunan, tidak berubah dari bulan sebelumnya. (Muhammad Omar Adibaskoro)