Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan tingkat suku bunga acuan global akan tetap tinggi pada 2024, bahkan kemungkinan bertahan hingga 2025.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam Plenary Session Asean Indo-Pacific Forum (AIPF), di sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Asean 2023, Selasa (5/9/2023).
“Kami memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap tinggi sampai tahun 2024, mungkin sampai tahun 2025,” katanya.
Kristalina mengatakan kondisi ini memberikan konsekuensi baagi negara-negara berrkembang, termasuk Asean, yaitu meningkatnya biaya atau cost of money dan tekanan terhadap mata uang. Menurutnya, hal ini akibat dari tingginya suku bunga negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Dia menilai ekonomi dunia telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa terhadap berbagai tantangan global saat ini. Namun, hal ini harus dibayar dengan sangat mahal.
Pertama, yaitu hilangnya potensi output. Dia mencontohkan, saat ini hanya satu ekonomi besar yaitu AS yang telah pulih sepenuhnya, semenyaara negara lainnya masih tertinggal.
Baca Juga
Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh hanya 2 persen, China daan sebagian besar negara berkembang tumbuh 5 persen, dan negara-negara berpenghasilan rendah tumbuh pada kisaran 6 hingga 7 persen.
“Asean sebenarnya cukup efektif, karena Asean diproyeksikan tumbuh sangat kuat sebelum pandemi dan pertumbuhan ini turun setengahnya, akibatnya kehilangan potensi output sebesar 8 persen,” katanya.
Kedua, gangguan rantai pasokan akibat pandemi dan perang di Ukraina telah memberikan tekanan pada harga dan inflasi di sebagian besar negara maju dan banyak negara berkembang.
Sebelumnya, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan suku bunga acuan akan tetap tinggi bahkan meningkat lebih jauh jika inflasi di Amerika Serikat (AS) gagal mendingin. Pernyataan tersebut disampaikan Powell dalam pidato yang ditunggu-tunggu di konferensi tahunan bank sentral AS di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (25/8/2023).
Powell menekankan bahwa pekerjaan memerangi inflasi The Fed belum selesai sambil mencatat kemajuan dalam perlambatan kenaikan harga. Dia juga mengatakan bank sentral akan melanjutkan dengan "hati-hati," memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September, setelah kenaikan pada bulan Juli ke level tertinggi 22 tahun di kisaran 5,25-5,5 persen.