Bisnis.com, JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyatakan mayoritas investor yang berminat menanamkan investasi ke Ibu Kota baru RI berasal dari Asean.
Deputi Pembiayaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono dan Alternate Chair of Asean-BAC Bernardino Vega mengutarakan bahwa total letter of intent (LOI) yang telah diterima IKN hingga saat ini mencapai 270. Dari jumlah tersebut, 202 di antaranya datang dari perusahaan yang ada di kawasan Asean.
“Termasuk yang Borneo itu adalah dari Malaysia. Malaysia jika kita lihat pertambahannya dari 11 LOI [saat] pertama-tama sudah menambah jadi 19 LOI,” usai Borneo Business Roundtable di Sultan Hotel & Residence Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Agung mengungkapkan, dalam pertemuan Otorita IKN dengan Malaysia dan Brunei di Borneo Business Roundtable diharapkan membawa sejumlah potensi investasi baru.
Menurutnya, Malaysia juga sudah mulai melakukan proses kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dengan adanya dua perusahaan yang sudah berjalan
Kemudian, Brunei dikenal kuat dalam potensi industri halal seperti halal food, halal pharmaceutical, islamic banking, islamic trading dan islamic tourism. Hal ini ia harapkan dapat memberikan potensi tambahan. Agung juga mengatakan bahwa sudah terdapat beberapa pembicaraan dengan Brunei.
Baca Juga
“Brunei kita sudah ada beberapa pembicaraan. Saya ingat sudah ada beberapa meeting, one-on-one meeting, tapi kita perlu follow up untuk menjadi surat minat dan investasi,” jelasnya.
Masih terkait Brunei, Alternate Chair of Asean-BAC Bernardino Vega kemudian menambahkan bahwa terkait minat investasi dari Brunei dalam pembicaraan Borneo Business Roundtable sempat membahas beberapa sektor, yakni pengembangan sektor digital dan pembangunan yang juga disebut green corridor.
“Sehingga pembangunan yang akan ada di IKN dan di wilayah Borneo ini juga harus memperhatikan bahwa sektor lingkungan, green economy tetap dijalankan,” jelasnya.
Terdapat juga pembahasan mengenai infrastruktur, dimana beberapa investor, investasi dan terdapat pembicaraan yang membahas mengenai adanya kemungkinan untuk meningkatkan investasi untuk membangun koridor-koridor ekonomi yang ada di Borneo kini.