Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah melakukan evaluasi terhadap operasional LRT Jabodebek selama sepekan terakhir. Perseroan mengakui masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo menuturkan, beberapa aspek yang perlu disempurnakan adalah pintu kereta yang tidak terbuka dengan baik dan gangguan pada eskalator di stasiun-stasiun. Selain itu, pihaknya juga akan mengevaluasi pengereman kereta yang dikeluhkan sangat menghentak atau terlalu pakem.
Kuswardojo juga menambahkan jumlah kejadian atau gangguan pada LRT Jabodebek terus berkurang dari hari ke hari. Pihaknya pun akan terus mengevaluasi operasi moda transportasi ini agar layanan LRT Jabodebek semakin optimal ke depannya.
“Alhamdulillah, jumlah kejadian gangguan semakin hari semakin berkurang. Kami seluruh stakeholder yang bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional LRT Jabodebek selalu berupaya melakukan perbaikkan sesegera mungkin dan semaksimal mungkin,” jelas Kuswardojo saat dihubungi, Senin (4/9/2023).
Sementara itu, KAI mencatat lebih dari 220.000 orang menggunakan layanan LRT Jabodebek sepanjang pekan pertama operasionalnya.
Kuswardojo mengatakan, LRT mengangkut sebanyak 222.800 orang pada periode 28 Agustus-3 September 2023. Adapun, LRT Jabodebek telah mulai beroperasi pada Senin (28/8/2023) lalu, setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
“Jumlah penumpang selama 1 minggu pertama tercatat sebanyak 222.800 orang,” jelas Kuswardojo.
Kuswardojo memerinci jumlah penumpang pada 28 Agustus adalah 6.475 orang dan meningkat menjadi 28.381 orang pada 29 Agustus, 30 Agustus sebanyak 30.519 penumpang, dan 31 Agustus sebanyak 31.051 orang.
Selanjutnya, pada 1 September, jumlah penumpang adalah sebanyak 30.739 orang. Jumlah tersebut kemudian meningkat pada 2 September menjadi 41.518 orang dan mencapai puncaknya pada 3 September kemarin dengan 54.117 penumpang.