Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Disebut Impor Nikel dari Filipina, Menteri Bahlil Buka Suara

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menanggapi informasi yang menyebut Indonesia impor bijih nikel dari Filipina.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, angkat bicara terkait isu Indonesia impor bijih nikel dari Filipina.

Diketahui isu ini beredar setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menduga adanya perusahaan di Indonesia yang mengimpor bijih nikel dari Filipina.

“Gini, kalau persoalan impor, saya ngga yakin bahwa terjadi kekurangan pasokan. Orang kan membangun smelter di Indonesia, punya tambang nikel di beberapa negara,” kata Bahlil di Raffles Hotel dikutip, Rabu (30/8/2023)

Bahlil mencontohkan bahwa Sulawesi Utara dekat dengan Filipina secara regional. Dirinya melihat adanya kemungkinan pembangunan smelter di dekat Filipina begitupun tambang dari bijih nikel ini.

“Sulawesi Utara sama Filipina itu kan lebih dekat. Mungkin saja, apa yang dia bangun smelter itu dekat juga, ada juga tambangnya di Filipina, mungkin saja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bahlil menyebut bahwa cadangan nikel yang terdapat di Indonesia masih cukup dan tidak kekurangan. Terlebih, mayoritas cadangan nikel dunia ada di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 2021, sumber daya bijih nikel mencapai 17,68 miliar ton dengan cadangan 5,24 miliar ton. Untuk sumber daya logam nikel mencapai 177 juta ton dengan cadangan 57 juta ton.

“Kalau cadangan nikel kita cukuplah. Mayoritas cadangan didunia kan di Indo. Itu cuma persoalan praktek bisnis biasa itu,” ujar Bahlil.

Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyebut adanya perusahaan yang melakukan impor bijih nikel dari Filipina karena kekurangan pasokan dari dalam negeri.

"Ada isu nikel yang diimpor dari Filipina karena smelter kekurangan bahan," kata Wafid di Gedung Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper