Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan tingginya polusi udara di Jakarta karena masih digunakannya batu bara dan fosil sebagai bahan bakar.
Batu bara sendiri menjadi bahan utama dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU, sedangkan fosil digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
“Polusi di Jakarta ini terlalu tinggi karena kita memakai batu bara dan memakai fosil,” kata Bahlil saat menyampaikan materi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti dikutip dri Youtube Kementerian Investasi, Selasa (29/8/2023).
Bahlil menyebut, saat ini dunia sudah menggunakan mobil listrik untuk kendaraan keseharian mereka guna menggaungkan program green energy atau energi hijau.
Menurutnya, Indonesia juga akan mengaplikasikan penggunaan mobil listrik guna menurunkan polusi dan memanfaatkan sumber daya yaitu nikel untuk membuat baterai kendaraan listrik.
Baterai kendaraan listrik diketahui dibuat dengan menggunakan nikel dan beberapa campuran lainnya. Saat ini cadangan nikel di Indonesia merupakan 25 persen cadangan dunia.
Baca Juga
Dengan adanya cadangan tersebut membuat potensi Indonesia untuk mengurangi polusi dengan menggunakan kendaraan listrik bisa terwujud.
"Baterai cell komponennya adalah nikel, mangan, cobalt dan lithium. Dan kita Indonesia punya cadangan nikel 25 persen dunia. Jadi ini kita betul-betul tuhan memberikan kita luar biasa,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan akan terus melanjutkan upaya penanganan masalah polusi udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Menurutnya, inisiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas di Istana beberapa waktu lalu, perlu direalisasikan melalui langkah-langkah konkret.
“Kami akan bergerak dari sektor hulu hingga hilir. Pengawasan kualitas udara yang komprehensif dan partisipasi aktif masyarakat juga dibutuhkan sebagai bagian dari upaya bersama,” ujar Luhut lewat rilisnya, Jumat (18/8/2023).
Lebih terperinci, dia menyebut untuk mengurangi polusi dari sektor industri dan pembangkit listrik, pemerintah akan mewajibkan industri menggunakan scrubber untuk industri berat dan PLTU batubara, serta meningkatkan standar emisi PLTU.
Selanjutnya, penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara juga perlu dikurangi. Percepatan transisi energi dengan mendorong bauran energi baru terbarukan juga dibutuhkan, termasuk insentif seperti kredit karbon dan pajak karbon.
Sementara itu, di sektor transportasi, dorongan untuk menggunakan transportasi publik akan membantu mengurangi emisi akibat kendaraan pribadi. Selain itu, pembatasan mobilitas kendaraan pribadi juga perlu diperluas guna mendorong adopsi transportasi publik (road space rationing).