Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengalokasikan Rp66 miliar untuk menyubsidi moda transportasi massal Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) hingga 2024.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal menyebut bahwa Pemerintah telah menyiapkan pagu untuk mensubsidi tarif kereta api ringan tersebut hingga Rp66 Miliar.
Dia melanjutkan bahwa besaran subsidi tarif tersebut mulai dikucurkan pada hari ini, Senin (28/8/2023) sejak LRT Jabodebek beroperasi sehingga masyarakat hanya akan dibebankan tarif sebesar Rp5.000 sekali perjalanan selama September 2023.
“Tarif LRT itu Rp5.000 selama September ini, setelah itu maksimalnya Rp20.000, tidak lagi Rp5.000 lagi tetapi menyesuaikan jarak dan maksimal Rp20.000, semuanya PSO. Jadi, mau Rp20.000 atau Rp5.000 itu disubsidi oleh Pemerintah. Setahun itu anggaran yang disiapkan subsidi sarana untuk penumpang Rp66 miliar,” kata saat ditemui di Stasiun LRT Dukuh Atas, Senin (28/8/2023).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 67 Tahun 2023, tarif LRT Jabodebek adalah Rp 5.000 untuk kilometer pertama. Sementara itu, penumpang LRT akan dikenakan tarif senilai Rp 700 untuk kilometer selanjutnya.
Alhasil menurut kalkulasi Bisnis, apabila seseorang naik dari stasiun LRT Harjamukti ke stasiun Dukuh Atas yang memiliki jarak sekitar 24 km, maka untuk 1 km pertama seseorang akan membayarkan Rp5.000 dan sisanya kilometer selanjutnya adalah Rp16.100 sehingga orang tersebut harus membayar Rp19.100 untuk satu kali perjalanan dengan waktu tempuh 37 menit.
Baca Juga
Sementara itu, jika menempuh perjalanan dari Dukuh Atas menuju Stasiun Jatimulya, Bekasi membutuhkan waktu 40 menit dengan jarak 27,3 km. Maka, untuk 1 kilometer pertama seseorang akan membayarkan Rp5.000 dan sisanya kilometer selanjutnya adalah Rp18.200 sehingga orang tersebut harus membayar Rp23.200.
Dengan demikian, jika penumpang LRT hanya membayar Rp20.000 saja untuk batas maksimal setelah September nanti, maka setiap penumpang akan mendapatkan subsidi senilai Rp 3.200 pada perjalanan dari Stasiun Jatimulya menuju Dukuh Atas.
Risal Wasal melanjutkan bahwa setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan beroperasinya kereta LRT Jabodebek yang dibangun dengan total panjang lintasan hingga 41,2 km, maka akan ada 3 lintasan yang dapat digunakan oleh masyarakat yaitu Harjamukti-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, dan arah Bekasi Timur, Jati Mulya.
Dia melanjutkan untuk jam operasionalnya pun akan ada tiga tahap. Pertama, untuk 2 minggu ke depan, LRT baru mengoperasionalkan 12 trainset yang akan beroperasi dari jam 5 pagi sampai jam 8 malam.
“Nanti setelah itu, tambah lagi 14 trainset, 2 minggu kemudian tambah lagi 16 trainset, dan terakhir 27 trainset nantinya lebih kurang sehari ada 467 perjalanan kereta api ringan Jakarta-Bekasi, Jakarta-Cibubur,” ucapnya.
Sementara itu dia juga memerinci untuk waktu tunggu antarkereta (headway) masih di 20 menit dan 10 menit, dengan rincian 10 menit di dalam kota dan 20 menit setiap di akhir pemberhentian stasiun, yaitu di Stasiun Harjamukti dan Stasiun Jati Mulya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pagi subsidi LRT pada 2024 akan bergantung pada tarif tahun depan. Walau beleid tarif LRT sudah diterbitkan, Sri Mulyani masih enggan mengumumkan pagu subsidi LRT 2024.
“Kan kita masih belum untuk 2023 kan sesuai yang sudah dianggarkan di tempatnya pak kementerian perhubungan, nanti untuk 2024 kita lihat tergantung dari penetapan harga tikenya. Saat ini Rp5.000 sampai September. Untuk subsidinya berasal dari APBN," pungkas Sri Mulyani.