Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) berencana untuk mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras dari target semula pada Oktober menjadi September 2023.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pada semester kedua setiap tahunnya, produksi beras dalam negeri lebih sedikit dibandingkan semester I. Sehingga, pemerintah berencana untuk melakukan intervensi lebih awal.
“Nanti dalam waktu dekat Pak Dirut Bulog [Budi Waseso], saya, dan beberapa Menteri terkait pasti akan melakukan atau meminta untuk ratas dengan Presiden supaya dimajukan,” kata Arief, usai meninjau harga beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Seperti diketahui, pemerintah akan kembali menggelontorkan bantuan beras untuk tiga bulan ke depan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rencananya bantuan akan digelontorkan selama tiga bulan, mulai Oktober hingga Desember 2023 kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Adapun, total beras yang disiapkan untuk program ini sebanyak 640.000 ton untuk tiga kali penyaluran hingga Desember 2023.
“Kalau saya menyarankan lebih baik September awal itu sudah harus digelontorkan,” ujarnya.
Baca Juga
Penyaluran bansos pangan berupa beras nantinya akan dilaksanakan oleh Perum Bulog. Adapun, penyaluran beras sebagian besar berasal dari penugasan impor. Tercatat hingga saat ini beras impor telah terealisasi sebanyak 1,6 juta ton. Sisanya, yakni 400.000 ton, sebagian sudah masuk ke sejumlah wilayah di Indonesia, dan sebagian lagi masih dalam perjalanan.
“Total yang disiapkan untuk intervensi 3 bulan ini adalah 640.000 ton. Kalau cadangan kita 1,6 juta ton berarti kita masih punya 1,2 juta ton, masuk lagi 400.000 ton berarti nanti akan punya 1,6 [juta ton] lagi,” jelasnya.
Bapanas sendiri memberikan tugas kepada Perum Bulog untuk melaksanakan impor sebanyak 2,3 juta ton hingga akhir 2023. Total 2,3 juta ton tersebut terdiri atas 300.000 ton dari sisa penugasan 2022 dan 2 juta ton dari penugasan 2023.