Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendalikan Inflasi, Bulog Gelontorkan 605.000 Ton Bansos Beras

Perum Bulog telah menyalurkan 605.000 ton bantuan sosial berupa beras per 23 Juni dari 640.000 ton.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) sudah menggelontorkan 605.000 ton bantuan sosial berupa beras per 23 Juni dari 640.000 ton. Dengan disalurkannya beras murah tersebut, diharapkan inflasi akibat fluktuasi harga beras bisa dikendalikan.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, mengatakan, program berdampak terhadap turunnya inflasi sebesar 0,15 persen pada Mei 2023.

“Dengan adajya penyakuran beras murah kita harapkan akan mampu menekan harga sebesar 0,15 persen dibandingkan april 2023,” kata Musdhalifah dalam acara peluncurah Gerakan Pangan Murah Serentak 2023 di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Dia mengatakan, untuk memenuhi stok pangan selain mengandalkan produksi dalam negeri, pemerintah mau tidak mau juga harus melakukan importasi demi menjaga kestabilan harga pangan. Bulog sendiri pada 2023 ditugaskan mengimpor beras 2 juta ton.

“Untuk mencapai kecukupan menjaga harga di tingkat wajar, pemerintah melakukan penyediaan dalam negeri dan dari luar negeri yang kemudian secara transparan, kewajaran, dan kualitas dijalankan melalui SINAS NK neraca komditas,” tutur Musdhalifah.

Lebih lanjut, Musdhalifah mengatakan kebutuhan daging nasional saat ini sekitar 40 persen pun masih dipenuhi dari luar negeri. Adapun, pemenuhan gula konsumsi sekitar 20 persen juga harus impor. Bahkan, untuk industri, impor gula 100 persen.

“Untuk mendorong industri manufaktur makanan dan minuman terpenuhi bahan bakunya dari luar negeri dan 100 persen impor gula untuk kebutuhan makanan dan minuman,” ucap Musdhalifah. 

Selain gula, untuk industri susu pun 80 persen masih dipenuhi dari impor. Begitu juga bawang putih 80 persen dari impor.

“Kita masih datangkan dari luar, sedangkan lainnya kita kelola secara transparan dalam sinas komoditas neraca perdagangan,” ujarnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan tingkat inflasi Mei sangat terkendali. Meski demikian, pihaknya tidak berpuas diri dan akan terus melakukan stabilisasi harga dan pasokan lewat Gerakan Pangan Murah.

“Tingkat inflasi merupakan tantangan seluruh negara, termasuk Indonesia. Alhamdulilah inflasi nasional Mei 4 persen, terus menurun. Pak Presiden terus menyampaikan tidak boleh berpuas diri tantangan ke depan tidak mudah. El Nino dan instabilitas pasokan menjadi tantangan yang harus kita hadapi,” ujar Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper