Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat ekonomi Tanah Air dapat tumbuh dengan kontribusi dari konsumsi rumah tangga yang didominasi oleh kalangan milenial (kelahiran 1981-1996).
Pasalnya, konsumsi rumah tangga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal II/2023, pengeluaran konsumsi rumah tangga menjelaskan 53,31 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Dan ini menunjukkan bahwa sumber konsumsi rumah tangga dari kalangan milenial, yang 70 persen dari penduduk kita, dan income semakin tinggi itu jadi daya dukung pertumbuhan ekonomi domestik,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023).
Meski dari sisi eksternal, yaitu ekonomi China tidak tumbuh sesuai perkiraan dan menurunkan kinerja ekspor, Perry menyampaikan kinerja ekonomi masih tinggi dengan konsumsi rumah tangga dari kaum milenial tersebut.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 tercatat mencapai 5,17 persen (year-on-year/YoY). Capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2023 lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2023, yaitu 5,03 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.226,7 triliun.
Baca Juga
Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.075,7 triliun. Pada kuartal II/2023, perekonomian Indonesia secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) tercatat tumbuh 3,86 persen. Secara tahunan (yoy), Indonesia masih mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Perry meyakini dengan kinerja domestik yang masih tinggi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 akan berada di rentang 5,11 persen hingga 5,15 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023 sekitar 5,15 persen -5,11 persen, tinggi loh itu. Keseluruhan tahun [2023] 4,5 persen - 5,3 persen. Pada 2024 juga kami sama 4,7-5,5 persen. Jadi inflasi kita rendah pertumbuhan kita relatif tinggi,” tambah Perry.