Bisnis.com, JAKARTA — Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono bercerita bahwa dirinya pernah menjadi jurnalis di harian Bisnis Indonesia, sebelum terjun menjadi birokrat.
Hal tersebut disampaikan oleh Arief dalam paparannya di acara Bisnis Indonesia Financial Award 2023, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (24/8/2023). Arief hadir mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Arief menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan Bisnis Indonesia Financial Award 2023, yang memacu industri jasa keuangan untuk bisa mencatatkan bisnis yang berkelanjutan dan kinerja ciamik. Namun, selain itu, dia juga menyampaikan rasa bahagia yang personal.
Pasalnya, Arief tidak merasa asing dengan Bisnis Indonesia. Pada 1989 atau 34 tahun lalu, Arief merupakan jurnalis harian Bisnis Indonesia dan turut mencermati perkembangan ekonomi Indonesia kala itu.
"Saya berbahagia kembali di lingkungan PT Jurnalindo Aksara Grafika. 34 tahun lalu saya bergabung dengan Bisnis Indonesia, saya menjadi reporter di Bisnis Indonesia. Waktu itu desk saya adalah Bursa dan Moneter," ujar Arief pada Kamis (24/8/2023).
Arief yang sebelumnya berbincang dengan Hariyadi Sukamdani, Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) selaku penerbit Bisnis Indonesia, membuka kembali ingatannya soal kondisi pasar modal semasa dirinya masih menjadi jurnalis.
Baca Juga
Industri pasar modal, sektor jasa keuangan secara umum, maupun perekonomian makro Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Arief menyebut bahwa perkembangan itu tidak lepas dari peran seluruh pemangku kepentingan, baik industri maupun media.
"Saat itu saya sudah menjadi wartawan, [kini] ikut menjadi regulator. Makanya mohon Bapak Ibu sekalian, saya sangat terbuka kalau ada masukan, saran. Karena saya pernah jadi pelaku, pernah jadi wartawan, pernah jadi birokrat. Ini kesempatan kita untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ujar Arief.
Dia juga menyebut bahwa pengalamannya sebagai jurnalis memberikan perspektif tertentu dalam pengambilan kebijakan ekonomi sebagai birokrat. Arief mengaku dapat melihat suatu hal dari berbagai dimensi, sehingga membantu pengambilan keputusan.