Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) merespons salah satu tujuan keketuaan Asean Indonesia 2023, di mana menekankan pentingnya bauran kebijakan (policy mix) dalam mendukung stabilitas ekonomi.
Economic Counsellor and Director of the Research Department IMF Pierre-Olivier Gourinchas menilai masih cukup rumit untuk mengimplementasikan ide tersebut
Untuk itu, perlu adanya penyederhanaan terkait ide tersebut agar dapat lebih mudah disampaikan kepada pembuat kebijakan dan diimplementasikan di negara-negara Asean
“Pembuat kebijakan di Indonesia tahu apa yang membuat bauran kebijakan ini sukses selama bertahun-tahun. Tetapi negara lain memiliki instrumen yang berbeda. Penting menemukan cara untuk menyederhanakannya agar Anda [Indonesia] bisa menyampaikan ide tersebut,” ujarnya dalam diskusi panel Operationalization of Frameworks for Integrated Policy – Asean Fest 2023 di JCC, Selasa (22/8/2023).
Penting bagi para pembuat kebijakan di negara lain memahami ide tersebut, sebelum membahas lebih lanjut mengenai bauran kebijakan yang sudah lama diterapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Pada diskusi panel sebelumnya, Perry menyinggung penerapan kebijakan oleh BI berbeda dengan bank sentral lainnya. Pada umumnya, banyak bank sentral yang hanya mengandalkan kebijakan suku bunga, misalnya Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Baca Juga
Nyatanya, laju inflasi di AS turun sangat lambat, bahkan memicu perlambatan ekonomi di negara itu. Implementasi bauran kebijakan di Indonesia kata Perry juga berbeda dengan rekomendasi dari lembaga internasional, termasuk IMF.
Pasalnya, untuk menghadapi berbagai tantangan global tidak cukup hanya mengandalkan satu kebijakan, yaitu suku bunga. Penerapan bauran kebijakan pun terbukti berhasil mendorong pemulihan ekonomi di dalam negeri
Perry memiliki jurus andalan dalam menurunkan inflasi tanpa disertai perlambatan ekonomi. Meski tetap menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia menerapakn kebijakan makroprudensial, sistem keuangan, pendalaman pasar keuangan, serta Mempertajam strategi digitalisasi sistem pembayaran untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital
Adapun, Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Rudy Brando Hutabarat menjelaskan bahwa BI mengusung tiga agenda prioritas dalam Keketuaan Asean Indonesia 2023
Pertama, bagaimana negara-negara menekankan pentingnya bauran kebijakan dalam mendukung stabilitas ekonomi. Kedua, bagaimana mendorong konektivitas pembayaran antarnegara melalui QRIS.
“Ketiga, bagaimana penggunaan local currency settelment, LCT, itu diberlakukan di negara-negara Asean. Tiga agenda prioritas yang diusung oleh Bank Indonesia,” ujarnya di sela-sela Asean Fest 2023.