Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alarm Ekonomi China! Ekspor & Impor Kompak Anjlok pada Juli 2023

Ekspor China pada Juli 2023 terkontraksi 14,5 persen (yoy). Adapun impor China juga terkontraksi sebesar 12,4 persen (yoy).
Ekonomi China./.Reuters
Ekonomi China./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Biro Statistik China pada Selasa (8/8/2023) mengumumkan ekspor dan impor secara tahunan (year-on-year/yoy) berkontraksi lebih dalam dibandingkan perkiraan analis. 

Ekspor China pada Juli 2023 dilaporkan terkontraksi sebesar 14,5 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan penurunan pada Juni 2023 yang mencapai 12,4 persen (yoy). Adapun impor China juga terkontraksi sebesar 12,4 persen (yoy) pada Juli 2023, dibandingkan dengan kontraksi 6,8 persen pada bulan sebelumnya.

Dengan data ekspor dan impor tersebut, surplus perdagangan China mencapai US$80,6 miliar untuk Juli 2023.  

Kepala ekonom Pinpoint Asset Managemetn Ltd. Zhang Zhiwei mengatakan ekspor China mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut pada Juli 2023, yang menjadi cerminan dari lemahnya permintaan domestik. Penurunan ini adalah yang terburuk sejak Januari.

"Pertumbuhan konsumsi dan investasi secara keseluruhan mungkin masih cukup lemah di China," ungkap Zhang seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/8/2023).

Pemulihan ekonomi China pada 2023 diharapkan didukung oleh konsumsi yang kuat, namun momentumnya memudar lantaran lemahnya kepercayaan dan permintaan domestik, yakni masalah yang digarisbawahi oleh penurunan impor selama lima bulan berturut-turut. 

Data yang akan dirilis Rabu (9/8) juga diproyeksikan menunjukan harga konsumen yang menurun pada Juli 2023, menambah bukti kurangnya permintaan. 

Kemudian, pada ekspor, telah berkurang karena permintaan yang melambat di luar negeri, sehingga tidak mungkin untuk mempertahankan rekor pengiriman yang terlihat pada 2021 dan 2022 selama pandemi. 

Prospek perdagangan global yang lemah juga terlihat pada kinerja ekspor Korea Selatan yang terus memburuk, yakni turun 17 persen pada Juli 2023, menandakan penurunan 10 bulan berturut-turut. 

Kemudian, pengiriman dari Korea Selatan ke China juga turun lebih dari 25 persen, menunjukan tingkat permintaan yang menurun di China untuk semikonduktor dan komponen elektronik lainnya. 

Dalam menghadapi lemahnya ekonomi, pemerintah China  juga ingin merangsang pertumbuhan domestik dengan meluncurkan kebijakan-kebijakan secara bertahap, untuk meningkatkan permintaan terhadap rumah, mobil listrik dan produk-produk lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper