Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Remehkan Risiko Deflasi, Ekonom Dilarang Bicara Blak-blakan

Pemerintah China telah meremehkan kekhawatiran mengenai deflasi. Selain itu, beberapa ekonom juga dilarang membahas mengenai deflasi secara terbuka. 
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen untuk menyambut the Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen untuk menyambut the Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China telah meremehkan kekhawatiran mengenai deflasi. Selain itu, beberapa ekonom juga dilarang untuk membahas mengenai deflasi China secara terbuka. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (8/8/2023) pemerintah China telah meremehkan kekhawatiran deflasi. Pejabat dari bank sentral China (PBOC), Biro Statistik Nasional dan lembaga lainnya berulang kali mengatakan tidak ada landasan untuk penurunan harga jangka panjang. 

Kemudian, dari sisi analis maupun ekonom, berbicara mengenai deflasi secara terbuka merupakan hal yang terlarang bagi banyak analis China. 

Tak hanya itu, seorang ekonom di broker lokal mengatakan bahwa dia mendapat instruksi oleh regulator untuk tidak membahas deflasi. Ekonom diberitahu untuk mempromosikan narasi terbuka bahwa ekonomi China terus membaik. 

Ekonom lain yang berbasis di China, juga mengatakan bahwa mereka menerima paduan dari regulator dan departemen hubungan masyarakat perusahaan mereka, untuk tidak membahas deflasi secara terbuka. 

Dapat diketahui bahwa Harga produsen China telah mengalami kontraksi dari tahun ke tahun sejak Oktober 2022. Data para Rabu (9/8/2023) juga diproyeksikan menunjukkan harga konsumen yang turun pada Juli 2023, menjadi pertama kali sejak akhir 2020 harga konsumen dan produsen yang mencatat kontraksi. 

Jika dengan menggunakan pengukur deflator produk domestik bruto (PDB) yakni ukuran harga ekonomi secara keseluruhan, perekonomian negara terbesar kedua tersebut sudah mengalami deflasi. 

Berdasarkan definisi dari Dana Moneter Internasional (IMF) deflasi adalah penurunan berkelanjutan dalam ukuran agregat harga, seperti indeks harga konsumen atau deflator PDB. 

Berbeda dengan penurunan sementara di akhir 2020 dan awal 2021, penurunan harga konsumen kali ini lebih memprihatinkan. Kini, ekspor China juga anjlok lantaran konsumen di beberapa pasar terbesar China, termasuk AS dan Eropa telah mengurangi pengeluaran. 

Tak hanya itu, beberapa pengecer China juga mencoba menjual stok yang mereka kumpulkan sambil mengharapkan penjualan melonjak, alih-alih memasukan pesanan baru. 

”Semua orang hanya bertahan dan melakukan yang terbaik untuk mempersempit keuntungan sebanyak mungkin, sehingga kami masih bisa bertahan,” kata pemilik Italy Elsina Group Co., Nie, yang melayani pengecer dan konsumen domestik dan mengalami penurunan sejak Februari 2023. 

Dapat diketahui bahwa penurunan berkepanjangan terjadi di sektor properti China yang telah memangkas harga pada harga sewa, furniture dan peralatan rumah tangga. Perang harga juga terjadi di antara pembuat mobil. 

Namun, tidak semua harga di China juga mengalami penurunan. Contohnya, biaya untuk layanan seperti rekreasi, pendidikan, dan perawatan kesehatan. 

Jika harga nantinya terus turun di berbagai barang dengan waktu yang lama, maka konsumen dapat membatasi kegiatan ekonomi mereka dan bisnis terpaksa menurunkan harga. Nantinya efek ini dapat mengakibatkan stagnasi ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper