Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Otorita: 250 Investor Lirik Proyek EBT Hingga Properti di IKN

Badan Otorita IKN menyebut sejumlah investor dari beberapa negara telah menyatakan minat investasi pada proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pembangunan IKN Nusantara/Istimewa
Pembangunan IKN Nusantara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Otorita IKN menyatakan sejumlah investor dari beberapa negara telah menyatakan minat untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menyatakan bahwa hingga Agustus 2023, sudah ada 250 investor yang menyampaikan Letter of Intent (LoI) atau minat investasi di IKN.

"Lebih dari 250 LoI, dari terakhir 17 negara, mungkin sekarang 19 negara," kata Bambang di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Bambang menyatakan bahwa pihaknya terus membuka peluang investasi dari negara-negara lain. Selain itu, Otorita terus berupaya menindaklanjuti komitmen investasi dari sejumlah calon investor di IKN.

"Komunikasi aktif dengan semua yang benar-benar sudah masuk ke tahap non disclosure agreement terus dilakukan," ujarnya.

Bambang menjelaskan, setelah negara-negara menyatakan ketertarikannya untuk investasi ke IKN, kedua pihak kemudian akan bertukar data. Dari sana negara-negara ini akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan.

"Paling banyak ada negara besar Singapura, Korea Selatan, Uni Eropa, Amerika, kemudian Jepang, dan China. Minat investasi di berbagai area banyak di renewable energy, teknologi smart city, dan real estat development," ungkap Bambang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi ingin upacara 17 Agustus 2024 sudah bisa dilaksanakan di IKN. Bambang mengatakan akan terus mengejar pembangunan IKN agar bisa mencapai target tersebut.

"IKN juga banyak dapat support dari teman-teman wali kota dan gubernur tidak hanya di Indonesia. Kita juga bertukar pengalaman terutama dari mereka yang sudah membangun ibu kota baru. Makanya langkah kita sekarang mengundang pegiat kesenian juga menjadi jalan agar kota ini tidak hanya livable atau nyaman dihuni, tapi juga lovable atau dicintai," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres fisik pembangunan IKN telah menyentuh 37 persen. Dengan demikian, masih tersisa 63 persen pekerjaan yang harus dituntaskan sebelum IKN pindah pada 2024.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadilaga mengatakan progres fisik IKN saat ini mencapai 36-37 persen untuk paket pekerjaan infrastruktur tahap pertama.

"Insyaallah [pindah ke IKN 2024]. Sekarang lihat saja Bendungan Sepaku Semoi sama Intake Sepaku untuk air baku itu sudah selesai, tinggal finishing, kita juga sedang menyiapkan instalasi untuk water treatment plan dan pompanya," kata Danis kepada Bisnis, Rabu (2/8/2023).

Adapun, dia menerangkan bahwa perpipaan untuk water treatment plan atau pengolahan air limbah domestik itu pun sudah disiapkan sepanjang 17 km dan proses pemasangan. Saat ini progres instalasi WTP di IKN telah mencapai 25 persen.

Selanjutnya, Danis juga menggambarkan progres pembangunan Istana Kepresidenan dan Kantor Presiden yang telah mencapai 20 persen. Sama hal nya dengan proyek jalan tol yang juga tengah dikebut dan telah berprogres hingga 30 persen.

"Iya, jadi Insya Allah on the track. Kalau kendala ya kendala proyek biasa yang berhubungan dengan cuaca dan pengaturan supply chain, tapi itu bukan kendala saya sebutnya tantangan. Secara norma proyek tidak ada kendala yang berarti," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper