Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Suram, Sri Mulyani Sebut Aliran Modal ke RI Seret

Menkeu Sri Mulyani mengatakan aliran modal asing ke Indonesia seret gara-gara kondisi ekonomi global yang suram.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2022). Dok. Kemenkeu RI.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2022). Dok. Kemenkeu RI.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi global masih terus terlihat hingga paruh kedua 2023. Imbasnya, aliran modal asing ke Indonesia bisa seret. 

Sri Mulyani bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melihat meski ketidakpastian masih tinggi, optimisme untuk tumbuh positif tercermin dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang merevisi kembali proyeksi pertumbuhan globalnya. 

“Agak sedikit menjadi lebih baik di 3,0 persen year-on-year [yoy] pada 2023, dibandingkan prediksi sebelumnya yang 2,8 persen yang dikeluarkan pada April lalu,” ujarnya dalam konferensi pers KSSK di kompleks Bank Indonesia, Selasa (1/8/2023). 

Sementara itu, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga diperkirakan lebih dari sebelumnya. 

Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi China justru masih tetap stagnan dan terlihat adanya risiko tertahannya konsumsi dan investasi. 

“Terutama di sektor properti dari China akan terhambat dan harus terus diwaspadai,” tambah Menkeu. 

Selain itu, meskipun inflasi di negara-negar amaju tersebut sudah relatif mengalami penurunan, namun masih relatif tinggi. Bahkan, The Fed masih menaikkan Federal Funds Rate (FFR) sebesar 0,25 basis poin (bps) pada akhir Juli lalu. 

Imbasnya, Sri Mulyani mengungkapkan kondisi tersebut menyebabkan aliran modal ke negara berkembang akan lebih selektif dan juga berpotensi meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia. 

“Oleh karena itu, diperlukan penguatan respons kebijakan untuk kita dapat memitigasi risiko rambatan global tersebut,” katanya. 

Secara umum, KSSK menilai Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) kuartal II/2023 terus terjaga di tengah dinamika perekonomian dan pasar keuangan global. 

Perkembangan ini seiring dengan kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resilien serta didukung koordinasi KSSK yang terus diperkuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper