Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transportasi Tanpa Emisi, Manifestasi Polandia dalam Wacana Green Hydrogen

Polandia tengah merintis tansportasi massal bertenaga hidrogen melalui inisiatif kolektif bersama pelaku industri.
Lokomotif hidrogen produksi PESA. Bisnis/Surya Mahendra
Lokomotif hidrogen produksi PESA. Bisnis/Surya Mahendra

Bisnis.com, JAKARTA — Polandia seperti halnya negara-negara Uni Eropa lainnya dalam program Green Hydrogen seperti menyongsong utopia. Fase transisi energi yang sudah tentu tidak mudah dicapai.

Pada 2020, Uni Eropa telah menyepakati kerangka kerja komprehensif untuk mendukung penggunaan hidrogen sebagai sumber energi terbarukan yang rendah karbon guna membantu dekarbonisasi dengan cara yang hemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Progresnya hingga kini terhitung lambat. Sampai dengan tahun lalu, hidrogen baru menyumbang kurang dari 2% konsumsi energi Eropa yang digunakan untuk memproduksi barang kimia seperti plastik dan pupuk.

Padahal, Uni Eropa menaksir kebutuhan produksi hidrogen untuk mencukupi kebutuhan pada 2030 mencapai 20 juta ton. Selain diproduksi sendiri, belakangan Komisi Eropa mengusulkan untuk mengimpor sebanyak 10 juta ton atau sebagian dari total kebutuhan hidrogen di kawasan.

Polandia menjadi salah satu produsen hidrogen terbesar di Eropa, bahkan di skala global. Pada 2050, Polandia berpotensi menjadi penghasil hidrogen ramah lingkungan yang paling kompetitif dan memainkan peran penting dalam strategi jangka panjang untuk menghentikan pasokan bahan bakar fosil serta menggantikan sepertiga pasokan gas Rusia ke Uni Eropa.

Hanya saja, Polandia seperti halnya Indonesia masih terbentur dengan masalah substansial yang terkait dengan bauran energi. Berdasarkan data yang dipublikasikan Rynekelektryczny.pl per Mei 2023, sekitar 71% dari pembangkit listrik di Polandia masih menggunakan bahan bakar fosil atau pembakaran biomassa, sedangkan sisanya berasal dari pembangkit listrik tenaga angin, air, dan surya.

Jalan yang harus ditempuh Polandia masih sangat panjang untuk mencapai target nol emisi melalui program Green Hydrogen. Banyak pihak meragu, tetapi Polandia telah memulai inisiatif secara serius dengan membangun rantai energi hidrogen di semua sektor, termasuk transportasi.

Bisnis.com belum lama ini menyambangi kantor PESA di Bydgoszcz, kota yang terletak di Polandia bagian tengah. Produsen lokomotif kereta api terbesar di Polandia itu terus memastikan kesiapan lokomotif penumpang berbahan bakar hidrogen setelah mendapatkan sertifikasi dan persetujuan uji operasional dari otoritas keselamatan transportasi kereta api di negaranya.

Presiden Direktur PESA Krzysztof Zdziarski menyampaikan bahwa hidrogen menjadi salah satu alternatif bahan bakar terbaik untuk transportasi massal di masa depan. “Penggerak hidrogen di kereta api sudah tidak lama lagi. Tak hanya kereta api, tetapi juga kendaraan lain yang ditenagai hidrogen pun bisa jadi berkembang lebih cepat dari yang kita perkirakan,” sambungnya.

Transportasi Tanpa Emisi, Manifestasi Polandia dalam Wacana Green Hydrogen

Saat ini, PESA tengah serius menyiapkan lokomotif hidrogen model SM42-6Dn yang dilengkapi dengan empat sumbu berdaya total 170 kilowatt. Melalui tenaga baterai traksi, lokomotif ini dipercaya mampu menguji kecepatan maksimal 90 kilometer per jam.

Proyek lokomotif hidrogen percontohan di Polandia sejatinya telah dimulai sejak 2019. Lokomotif SM42-6Dn merupakan lokomotif tanpa emisi seberat 70 ton, dirancang untuk menarik kereta barang ringan terutama di area terminal antarmoda.

PESA kini mengembangkannya untuk kepentingan transportasi berbasis penumpang. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi lokomotif hidrogen ini ditaksir mencapai US$7 juta atau 20% lebih mahal ketimbang lokomotif kereta api penumpang biasa. “Tapi kami akan mendapatkan dukungan pembiayaan atau subsidi dari pemerintah.”

Dukungan ini tidak terlepas dari komitmen Polandia untuk mencapai nol emisi melalui program Green Hydrogen. Dalam program itu, hidrogen akan diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan.

Transportasi Tanpa Emisi, Manifestasi Polandia dalam Wacana Green Hydrogen

Krzysztof menjelaskan bahwa negaranya sungguh-sungguh serius merintis transportasi massal bebas emisi, termasuk yang berbasis rel. Kereta api penumpang artikulasi ganda dengan penggerak listrik dan hidrogen ini rencananya akan diluncurkan pada 2026.

Selain PESA, Bisnis.com juga mengunjungi kantor Sunreef Yachts yang juga tengah menyiapkan Zero Cat, kapal pesiar mewah bertenaga hidrogen. Superyacht ini diproduksi selama 20 bulan dengan biaya mencapai 9 juta euro. Untuk kapasitas yang lebih besar, biaya produksi bisa mencapai lebih dari 10 juta euro.

Sylvain Danion, Managing Director Sunreef, mengatakan bahwa pihaknya perlu bertindak cepat untuk memperkenalkan konsep superyacht yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pasalnya, konsumen kapal pesiar memberikan perhatian terhadap peningkatan emisi dan perubahan iklim.

Asal tahu saja, kapal pesiar mewah berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon dioksida, yang sering diabaikan karena dilepaskan ke laut.

Menurut data industri, superyacht mengeluarkan lebih dari 7.000 ton CO2 per tahun, mengingat kapal tersebut memiliki landasan helikopter, kolam renang, dan kapal selam. Sebagai gambaran, emisi yang dihasilkan bisa mencapai 1.500 kali lebih banyak dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan mobil keluarga.

Zero Cat diharapkan memenuhi ekspektasi pasar. Ia dijalankan dengan mesin yang menggunakan sel bahan bakar hidrogen serta dilengkapi dengan reformer yang dapat mengubah metanol menjadi hidrogen.

Tanpa mesin berbahan bakar minyak, superyacht juga akan berlayar dengan sedikit kebisingan dan getaran untuk pengendaraan yang tenang dan mulus. Yang lebih unik dari Zero Cat adalah kemampuannya untuk menciptakan energi hijau tambahan melalui pembangkit listrik tenaga air dan sel surya.

Transportasi Tanpa Emisi, Manifestasi Polandia dalam Wacana Green Hydrogen

“Ini dapat dipesan secara custom dan dikirim ke konsumen dalam bentuk utuh dan siap pakai. Sebagian besar pembeli adalah perorangan dari Eropa, Amerika, Timur Tengah, India, Australia, dan beberapa negara Asia lainnya.”

Sistem transportasi bertenaga hidrogen tidak hanya mendapat perhatian di bidang maritim tetapi juga mendapatkan daya tarik di armada jalan raya. Perusahaan terkemuka yang berfokus pada kendaraan tanpa emisi, First Hydrogen Corp., sebelumnya juga telah mengejutkan pasar dengan hasil uji coba mobil van bertenaga hidrogen.

Permintaan terhadap transportasi tanpa emisi mulai meningkat seiring dengan upaya pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia untuk mencapai emisi nol. Bahan bakar hidrogen menawarkan solusi menjanjikan untuk sumber listrik yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Namun, investasi yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Biaya rata-rata energi akan berkisar antara  2,33 hingga 3 euro per kilogram hidrogen dan sekitar 70-92 euro untuk listrik berkapasitas 1 MWh.

Kendati banyak keraguan dalam percepatan transisi energi, Polandia sudah berada di jalur yang tepat. Akan tetapi, untuk implementasi penuh mewacanakan transportasi tanpa emisi, negara ini perlu mengubah struktur bauran energi secara mendasar.

Dengan bauran energi yang masih sangat didominasi oleh bahan bakar fosil, transisi energi dalam kerangka Green Hydrogen bakal berlangsung lama. Mungkin bukan utopia, tapi realisasinya membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun di Polandia dengan inisiatif massif dan kolektif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper