Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rio Tinto Group Bidik Akuisisi Lithium untuk Kendaraan Listrik

Rio Tinto Group berencana akuisisi lithium dan ingin membeli aset untuk memproduksi bahan baterai utama di Kanada. Apa strategi perusahaan?
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Rio Tinto Group, penambang bijih besi terbesar di dunia, sedang melihat sejumlah kemungkinan untuk mengakuisisi lithium dan ingin membeli aset untuk memproduksi bahan baterai utama di Kanada. 

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Jakob Stausholm, dimana perusahaannya yang berbasis di London tersebut melihat sejumlah peluang di Lithium. 

“Saya tidak keberatan memiliki produksi lithium di Kanada,” ungkapnya, sesuai dengan pemberitaan Bloomberg, Selasa (1/8). 

Namun, dia menambahkan bahwa lithium adalah pasar yang cukup panas dan enggan untuk mengeluarkan cek yang terlalu besar. Dapat diketahui bahwa Rio sudah memproduksi aluminium, bijih besi dan berlian di dalam negeri.  

Strategi Rio Tinto

Permintaan lithium, yakni bahan inti dalam baterai kendaraan listrik melonjak karena pembuat mobil di seluruh dunia bergegas membangun kapasitas produksi electric vehicle (EV) mereka. 

Produksi logam sendiri didominasi oleh produsen spesialis yang lebih kecil, dengan sebagian besar penambang terdiversifikasi global yang beragam menjauh. Namun, hal ini berbeda dengan Rio. 

Rio, perusahaan pertambangan terbesar kedua di dunia, sedang mengembangkan proyek lithium Rincon di Argentina. Sebelumnya, perusahaan juga berencana untuk menambang logam baterai di Serbia, sebelum pemerintah negara itu memblokir pengembangan tersebut.

Kemudian, perusahaan juga masih melihat peluang untuk kesepakatan skala kecil dalam logam, yang bisa serupa dengan pembelian saham mayoritasnya dalam proyek eksplorasi Chili pada minggu ini. 

Namun, Stausholm menekankan bahwa hype seputar lithium dan tembaga, yakni bahan kunci dalam transisi energi bersih, tidak akan mempengaruhi pemikiran perusahaan tentang kesepakatan di sektor tersebut. 

Dia juga mengatakan bahwa perpindahan ke lithium sendiri merupakan bagian dari strategi Rio untuk berkembang di luar bisnis bijih besi Australia, yang sejauh ini menjadi penghasil terbesarnya.

Rio juga melihat produksi baja di China sedikit menurun pada dekade ini. Perusahaan tersebut menilai kondisi pasar saat ini juga terlihat cukup stabil. 

"Akan ada pertumbuhan produksi baja di pasar lain, khususnya di India," ujar Stausholm. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper