Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan China Cari Mitra di Korsel untuk Hindari Aturan Mobil Listrik AS

Perusahaan China berbondong berinvestasi ke dalam industri baterai Korsel untuk menghindari aturan AS yang membatasi China  dalam rantai pasokan mobil listrik.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan China kini berbondong menyalurkan investasi di industri baterai Korea Selatan sebagai pintu gerbang ke pasar AS, menyusul upaya pemerintahan Biden yang membatasi keterlibatan China dalam rantai pasokan mobil listrik

Mengutip pemberitaan Bloomberg, Senin (31/7/2023), selama empat bulan terakhir, perusahaan China dan mitranya di Korsel telah mengumumkan investasi sekitar US$4 miliar atau sekitar Rp60 triliun di lima pabrik baterai baru di Korea Selatan.

Sementara itu, Pejabat Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum mengatakan setidaknya satu pemerintah daerah sedang dalam pembicaraan untuk lebih banyak proyek. Perusahaan China dan Korea sendiri ingin memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas Korea dengan AS. 

Mengingat baterai yang dibuat di Korea Selatan dan dipasangkan di mobil listrik buatan AS, maka mungkin akan memenuhi syarat untuk keringanan pajak berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi Presiden Joe Biden (Inflation Reduction Act atau IRA).

Antara China dan Korea Selatan 

Perusahaan China mendominasi rantai pasokan baterai dan bahan baterai global, seperti katoda, anoda dan prekursor untuk tiga produsen sel EV utama Korea.

LG Energy Solution Ltd., Samsung SDI Co., dan SK On Co. juga merupakan tiga perusahaan yang memasok produsen kendaraan listrik, seperti Motors Co., Tesla Inc., dan Volkswagen AG.

Seorang pejabat di Asosiasi Industri Baterai Korea di Seoul, Lee Myung-Kyu, mengatakan bahwa China dan Korea Selatan saling membutuhkan. 

“Pembuat sel Korea merasa berisiko mengimpor bahan baterai seperti katoda dan prekursor dari China karena IRA. Jika semua bahan baku tersebut dibuat di Korea Selatan, maka Korea akan memiliki rantai pasokan yang lebih stabil di dalam negeri,” jelasnya. 

Dapat diketahui bahwa Ningbo Ronbay New Energy Technology Co. telah mendapat persetujuan untuk mendirikan pabrik di Korsel yang akan memproduksi 80.000 ton prekursor ternary dalam setahun.

Sebagai catatan, prekursor ternary merupakan bahan baku untuk membentuk katoda.

SK On juga mengumumkan kemitraan dengan perusahaan China untuk membangun pabrik prekursor. Zhejiang Huayou Cobalt Co. juga setuju untuk melakukan usaha patungan dengan anak perusahaan kimia LG Group dan Posco Future M Co.

Kemudian, Posco Holdings Inc. mengumumkan kesepakatan dengan CNGR Advanced Material Co. dari Tiongkok untuk membangun pabrik pemurnian nikel.

Analis di KB Securities Co James Lee mengatakan bahwa kemitraan dengan perusahaan China dapat berisiko bagi perusahaan Korea, karena AS dapat memblokir usaha patungan dari manfaat pajak IRA kapan saja. 

Untuk meredakan kekhawatiran tersebut, LG mengatakan bahwa mereka siap untuk membeli saham usaha patungan dari Huayou Cobalt jika itu terjadi. 

Analis di Korea Selatan juga percaya negaranya akan dapat mempertahankan kemitraannya dengan China, setidaknya untuk sementara. 

James Oh, wakil presiden di firma riset baterai SNE Research yang berbasis di Seoul, mengatakan bahwa AS tidak dapat mengecualikan perusahaan China dari rantai pasokan EV.

“Jika mereka melarang kemitraan Korea-China, AS tidak akan pernah bisa membuat EV,” jelasnya. 

Sementara itu, perusahaan Korea juga dapat belajar sesuatu dari mitra China mengenai tentang cara memproduksi baterai yang didominasi China. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper