Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Sebut 30 Negara Jadi Pasien IMF, Indonesia Termasuk?

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi ekonomi global masih tak stabil, 30 negara jadi pasien IMF. Termasuk Indonesia?
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan per hari ini, Rabu (26/7/2023), terdapat 30 negara menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF)

Dirinya mengatakan bahwa kondisi tersebut sebagia akibat dari berbagai masalah global yang bukan hanya semakin kompleks, namun sudah cascade atau bertingkat. 

“Problem dunia cascade, ada masalah El Nino, perang, ketegangan China dan Amerika Serikat (AS). Ini semua kompleks dan per hari ini ada 30 negara jadi pasien IMF dan 11 baru mulai membaik,” ujarnya dalam acara Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Grand Sheraton, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023). 

Padahal, kala krisis di Asian 1997/1998, negara yang menjadi pasien IMF kurang dari 10 negara. Sementara pascapandemi Covid-19, beramai-ramai negara untuk menjadi pasien IMF. 

Adapun, Airlangga tidak memerinci negara-negara tersebut. Namun, Indonesia menjadi negara yang masih cukup tangguh menghadapi berbagai ketidakpastian global tersebut. 

“Semua negara mengalami masalah makanan, pupuk, energi. Alhamdulillah, Indonesia menangani itu semua, Indonesia menjadi champion,” tambahnya. 

Tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus tumbuh di atas 5 persen sejak enam kuartal terakhir. Terakhir pada kuartal I/2023 sebesar 5,03 persen. 

Hal tersebut diiringi dengan inflasi yang terus menurun pada Juni 2023 sebesar 3,5 persen (year-on-year/yoy). Turun dari capaian Mei 2023 sebesar 4 persen (yoy). 

Selain itu, purchasing manager index atau PMI manufaktur Indonesia juga tercatat masih ekspansif bahkan akseleratif, di level 52,7. 

Kinerja PMI Indonesia tersebut lebih baik dari Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.

Selaras dengan menguatnya kondisi perekonomian, penciptaan lapangan kerja juga semakin membaik, hal ini berdampak pada turunnya tingkat pengangguran.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional pada Februari 2023 berada pada angka 5,45 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper