Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Depan Megawati, Jokowi Bilang 16 Negara Jadi Pasien IMF

Presiden Jokowi mengungkapkan ada 16 negara yang jadi pasien IMF. Hal itu diungkapkan di depan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Presiden RI Joko Widodo berbincang dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva setelah penutupan KTT G20 Bali di The Apurva, Kempinski, Nusa Dua pada Rabu (16/11/2022). Dok BPMI Setpres RI.
Presiden RI Joko Widodo berbincang dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva setelah penutupan KTT G20 Bali di The Apurva, Kempinski, Nusa Dua pada Rabu (16/11/2022). Dok BPMI Setpres RI.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan saat ini sudah 16 negara sudah menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF). Kondisi tersebut dipaparkan Jokowi di depan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-50 PDIP. 

Jokowi mengatakan dari kondisi pelemahan ekonomi di berbagai negara, bahkan negara-negara maju, terdapat 36 negara sudah antre untuk menjadi pasien IMF.

"Tadi pagi saya menghubungi Menteri Keuangan berapa yang jadi pasien IMF per hari. Dan dijawab saat ini ada 16 negara menjadi pasien IMF, karena ambruk ekonominya dan 36 negara antre di depan pintu IMF karena tidak memiliki kekuatan ekonomi,” katanya di Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Utara, Selasa (10/1/2023).

Dalam paparannya, Jokowi melihat ekonomi Indonesia masih bertahan dan terus berjuang meskipun pada 2022 menjadi tahun yang sulit. Keputusan pemerintah dalam membangun infrastruktur serta melakukan hilirisasi menjadi kebijakan dalam mempertahankan ekonomi Indonesia.

Jokowi memproyeksikan di 2023 masih akan menjadi tahun yang jauh lebih sulit untuk diperhitungkan dan diprediksi karena masih ada turbulensi ekonomi global.

“Tahun ini akan jauh lebih sulit bagi dunia, oleh sebab itu tahun ini betul-betul tahun ujian bagi kita,” tambahnya.

Adapun, IMF telah mewanti-wanti sebelumnya bahwa sepertiga ekonomi akan mengalami resesi dan untuk negara-negara yang tidak terkena resesi, ratusan juta penduduknya akan merasakan sedang dalam resesi.

“Saya tidak menakut-nakuti tetapi kita semua harus hati-hati dan waspada, jangan keliru kebijakan, jangan keliru membuat policy sehingga membawa kita dalam kekeliruan besar,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper