Bisnis.com, JAKARTA – Belanja Pemerintah Pusat hingga semester I/2023 tercatat masih rendah, yakni senilai Rp891,6 triliun atau 39,7 persen dari target APBN sebesar Rp2.246,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan realisasi belanja jauh berbeda dengan penerimaan negara yang justru telah mencapai 57 persen terhadap target.
“Artinya kecepatan belanja kita sampai dengan akhir Juni belum mencapai 40 persen, sementara penerimaan telah mencapai 57 persen, makanya posisi APBN kita surplus,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (24/7/2023).
Adapun, belanja tersebut terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) senilai Rp417,2 triliun (41,7 persen) dan belanja non K/L terealisasi sebesar Rp474,4 triliun (38,1 persen).
Di sisi belanja K/L, utamanya untuk Pemilu, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan beragam infrastruktur. Sementara non K/L disalurkan untuk subsidi dan kompensasi energi, Kartu Prakerja, hingga subsidi pupuk.
Meski demikian, tren belanja pemerintah dalam periode tersebut terpantau mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga
Realisasi pada semester I/2023 tersebut bahkan tumbuh 1,6 persen dari periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy). Belanja K/L pun berhasil tumbuh 5,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp393,8 triliun menjadi Rp417,2 triliun.
Sementara Sri Mulyani menyalurkan dana terbesar pada belanja non K/L untuk pembayaran subsidi dan kompensasi BBM sebanyak 7.169 juta kilo liter senilai Rp57,7 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Anggaran Isa Rachmatarwata menyampaikan pihaknya terus mendorong belanja pemerintah menuju target.
“Belanja negara tumbuh 0,9 persen di semester I/2023. Belanja masih kami jaga, kami support K/L untuk bisa melakukan kegiatan dengan baik,” tuturnya.
Isa mengungkapkan bahwa Kementerian Pertahanan, yang memiliki porsi anggaran tertinggi, telah melakukan belanja terbanyak pada semester I/2023, sebesar Rp58,8 triliun.
Secara total, belanja negara telah mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41 persen dari target APBN tahun ini, naik tipis 0,9 persen (yoy). Dari sisi penerimaan negara telah mengantongi Rp1.407,9 triliun. Dengan demikian, saat ini Indonesia memiliki surplus dalam APBN sebesar Rp152,3 triliun.
