Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps

The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan 25 Bps pada pengumuman akhir bulan ini.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov

Bisnis.com, JAKARTA – The Fed atau Federal Reserve diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir bulan ini, meski dampak dari inflasi di Amerika Serikat (AS) mulai mereda. 

Melansir dari Bloomberg, Minggu (23/7/2023), sejumlah bank sentral utama dunia akan bertemu pada pekan terakhir Juli 2023 untuk menetapkan kebijakan moneter di tengah berlanjutnya tanda-tanda bahwa krisis inflasi terburuk dalam beberapa dekade terakhir mulai mereda.

Bukan hanya The Fed, Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. 

Kebijakan tersebut akan lebih mengarah kepada sinyal dari para pembuat kebijakan mengenai apakah kenaikan akan berlanjut atau apakah mereka merencanakan jeda yang lebih lama.

Ketua The Fed Jerome Powell maupun Presiden ECB Christine Lagarde telah memperingatkan bahwa inflasi masih terlalu tinggi sehingga memaksa mereka untuk menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut. 

Namun, dengan tidak adanya pertemuan bank sentral lagi hingga September 2023, para ekonom mengatakan bahwa prospek kebijakan hingga akhir tahun ini tetap terbuka.

Bank of Japan tetap menjadi outlier, dengan lebih dari 80 persen analis yang disurvei memperkirakan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda akan terus memompa dukungan ke dalam ekonomi No. 3 di dunia meskipun inflasi tetap berada di atas target 2 persen.

Bank sentral tersebut akan merilis keputusan-keputusan pada pekan ini. Para pembuat kebijakan The Fed siap untuk menaikkan suku bunga pada hari Rabu (26/7/2023) ke tingkat tertinggi dalam 22 tahun terakhir, sambil mempertahankan bias pengetatan yang menandakan kemungkinan kenaikan tambahan di akhir tahun.

The Federal Open Market Committee (FOMC) diperkirakan akan menaikkan suku bunga seperempat poin ke kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen. Kenaikan tersebut menjadi yang ke-11 kalinya dalam 16 bulan terakhir. 

Kenaikan pada bulan Juli menyusul jeda pada bulan Juni yang dimaksudkan untuk memperlambat laju kenaikan karena suku bunga mendekati tingkat yang diyakini cukup ketat untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen dari waktu ke waktu. 

Namun, Powell dan para pembuat kebijakan lainnya ingin terdengar tegas dan tetap membuka opsi untuk menaikkan suku bunga lagi jika perlu untuk menghindari terulangnya lonjakan harga.

Kepala ekonom internasional di ING Financial Markets LLC James Knightley mengatakan meski inflasi sudah melambat, masih belum waktunya bagi The Fed untuk menahan suku bunga acuan tersebut. 

"Inflasi melambat, tetapi tidak cukup cepat untuk The Fed, dengan pasar pekerjaan yang tetap kuat, para pejabat tidak mengambil risiko,” ujar James Knightley. 

Di sisi lain, konsensus ekonom Bloomberg melihat masih adanya potensi kenaikan suku bunga setelah Juli 2023. 

“Kami yakin banyak anggota FOMC masih mengharapkan satu kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini, tetapi data inflasi yang lemah di bulan Juni mungkin telah melemahkan keyakinan mereka,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper