Bisnis.com, JAKARTA - Kasus kecelakaan di perlintasan sebidang terus naik dan persentasenya mencapai 87 persen.
Kondisi perlintasan sebidang di Tanah Air pun bervariasi. Ada yang melengkung, tanjakan/turunan, lebih dari 2 jalur KA, perkerasan tidak laik, hingga dekat stasiun/emplesemen.
Dengan kondisi seperti ini, kerap menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Sebagaimana diketahui, terjadi tiga kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang dalam sehari, pada Selasa (18/7/2023).
Selain KA Brantas relasi Jakarta-Blitar dengan truk trailer di Semarang, kecelakaan juga terjadi di Lampung melibatkan KA Kuala Stabas dengan truk bermuatan tebu, dan KA Sri Bilah Utama dengan minibus Nissan Jukedi di Medan.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan terjadinya kecelakaan tidak lepas dari perilaku pengguna jalan.
Tiga kasus di atas, kata dia, terjadi karena pengguna jalan tidak mematuhi aturan yang berlaku.
Sehingga, yang perlu dilakukan pengguna jalan adalah mematuhi aturan lalu lintas untuk menghindari bahaya kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang.
Dia menyebutkan, kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang menjadi pengingat untuk mengutamakan perjalanan kereta api.
Lantaran transportasi ini tak bisa diberhentikan mendadak.
“Kereta yang sedang melaju tidak bisa seketika berhenti,” kata Djoko dalam keterangannya, dikutip Sabtu (22/7/2023).
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga dinilai perlu terus dilakukan sebagai bentuk pencegahan.
Pemasangan videotron yang menunjukkan kejadian dan bahaya akibat melanggar aturan di perlintasan sebidang perlu dipertimbangkan agar masyarakat yang melihat tahu risiko yang akan ditanggung jika melanggar.
Pemerintah daerah juga diharapkan dapat menyusun rencana aksi kesehatan daerah.
Semisal menyusun rencana termasuk anggaran untuk mendukung peningkatan keselamatan masyarakat, termasuk membuat jalan atau jalur layang. Supaya tidak ada lagi perlintasan kereta api sebidang, terutama di titik-titik yang rawan kecelakaan.
Selain itu, penanganan teknis di perlintasan sebidang. Misalnya dengan perkerasan pracetak menggunakan komponen beton pracetak untuk perlintasan.
Djoko mengungkapkan, keunggulan dari sistem beton pracetak adalah efisien, material beton dengan mutu yang baik, lebih kuat, tahan lama, tahan aus, dan minim perawatan, serta dirancang dengan sistem knock down.
Perkerasan sintetis juga bisa dipertimbangkan. Kelebihannya adalah pemasangan yang cepat dan masa layan yang lama.
Penggunaan Early Warning System (EWS) seperti yang diterapkan di beberapa lokasi perlintasan sebidang di Jawa Timur juga bisa ditiru.
Sistem ini merupakan sistem peringatan/deteksi dini pada perlintasan sebidang untuk mendeteksi kedatangan kereta berupa sirine dan lampu peringatan. Dirancang untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan terutama pada perlintasan sebidang yang tidak berpintu.