Bisnis.com, JAKARTA - India resmi menghentikan ekspor beras non basmati pada Kamis (20/7/2023). Pemerintah India menyebut, kebijakan ini diberlakukan untuk memastikan ketersediaan beras non basmati di dalam negeri dan menahan kenaikan harga di pasar domestik akibat perubahan iklim.
Beras Basmati adalah beras yang tampilan bijinya panjang dan ramping. Jenis ini digunakan oleh masyarakat India sebagai nasi kebuli. Hanya jenis beras ini yang masih diizinkan oleh pemerintah India untuk diekspor.
“Untuk memastikan ketersediaan beras putih non basmati yang memadai di pasar India dan untuk menahan kenaikan harga di pasar domestik, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspor,” kata Kementerian Pangan India dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters, Jumat (21/7/2023).
Kendati demikian, beras pratanak, yang mewakili 7,4 juta ton ekspor pada 2022 tidak termasuk dalam larangan tersebut. Adapun kategori beras pecah dan non basmati menyumbang sekitar 10 juta ton dari total 22 juta ton ekspor beras India tahun lalu.
India sebelumnya telah mengumumkan untuk memberlakukan larangan ekspor beras non-basmati setelah harga beras eceran naik 3 persen dalam sebulan akibat hujan lebat yang melanda negaranya merusakan tanaman. Selama 12 bulan, kenaikan harga eceran dalam negeri tercatat sebesar 11,5 persen.
India menjadi negara eksportir beras terbesar dunia. Negara para dewa itu menyumbang 40 persen ekspor beras global. Negara eksportir terbesar berikutnya adalah Thailand lalu Vietnam.
Baca Juga
Dengan adanya larangan tersebut, maka harga pangan yang sebelumnya meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu dan cuaca yang tidak menentu akan kembali meningkat.
Sementara itu, kebijakan yang diambil Perdana Menteri Narendra Modi dinilai sebagai bentuk kepekaan pemerintah terhadap inflasi pangan jelang pemilu tahun depan.
India sebelumnya sempat memperpanjang larangan ekspor gandum setelah membatasi pengiriman beras pada September 2022. Hasil panen tebu yang menurun juga membuat negara ini melakukan pembatasan ekspor gula.