Ramalan ADB
Proyeksi Josua tersebut sejalan dengan ramalan Asian Development Bank (ADB) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi 4,8 persen pada tahun ini.
Dalam outlook terbarunya, ADB memandang bahwa meski terjadi normalisasi, permintaan domestik hanya akan tumbuh moderat pada tahun ini. Permintaan itu sangat berpengaruh terhadap konsumsi domestik, yang menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Konsumsi belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan belanja dan pertumbuhan investasi tertahan oleh sikap wait and see dari para pelaku bisnis," tulis ADB dalam laporannya, Rabu (19/7/2023).
Selain itu, pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan melambat karena base effect dan permintaan yang lebih rendah dari negara mitra dagang, yang diperkirakan terus berlanjut.
Sementara pada 2024, ADB memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat ke 5 persen.
Sejalan dengan itu, ADB memperkirakan laju inflasi di dalam negeri akan mencapai 3,8 persen secara rata-rata pada akhir 2023 dan akan terjaga pada tingkat 3 persen pada 2024.
Baca Juga
Adapun, di kawasan, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara melambat ke 4,6 persen untuk tahun ini dan 4,9 persen tahun depan. Angka itu melambat dibandingkan dengan perkiraan ADB pada April lalu, masing-masing sebesar 4,7 persen dan 5,0 persen.