Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut bahwa terdapat beberapa pihak yang tertarik untuk mengambil alih pengelolaan Blok Andaman III setelah Repsol Andaman B.V memilih untuk mengembalikannya ke negara.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa area Blok Andaman saat ini cukup menarik perhatian para investor usai adanya penemuan cadangan minyak dan gas di sumur eksplorasi Timpan-1 yang masuk area Blok Andaman II.
“Beberapa kandidat sudah ingin masuk karena Andaman pasca-discovery Timpan-1 ini sudah game changer, play opener istilahnya. Dulu sangat frontier tidak pernah terbayang akan ada penemuan, tiba-tiba dengan Timpan -1 ada discovery," kata Nanang dalam konferensi pers kinerja industri hulu migas semester I/2023 di kantor SKK Migas, Selasa (18/7/2023).
Namun, Nanang tidak menyebut pihak mana saja yang tertarik masuk menggarap Blok Andaman III.
Adapun, Repsol dikonfirmasi telah mengajukan total relinquishment (pelepasan total) Blok Andaman III sedari Juni 2023 lalu. Nanang menuturkan, pengambalian ini dilakukan setelah pengeboran Sumur Rencong-1X tidak berhasil menemukan cadangan migas.
“Kemudian proses pengembalian [Blok Andaman III] ini tentunya akan menjadi open area. Open area ini pasti akan ditawarkan,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Repsol Andaman B.V mengembalikan kontrak pengelolaan Blok Andaman III kepada negara setelah tidak memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE) yang berakhir pada Juni 2023 lalu.
Selepas mundur dari Blok Andaman III itu, Repsol bakal berfokus untuk pengembangan lebih lanjut portofolio lain mereka di Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatra Selatan.
“Setelah selesai melakukan semua komitmen dan pengeborannya belum berhasil, maka Repsol tidak memperpanjang lagi TWE eksplorasi. Artinya, Repsol mengembalikan lagi ke negara,” kata Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia Amir Faisal Jindan kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).
Faisal mengatakan, keputusan itu diambil setelah tajak atau pemboran perdana laut dalam pada Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu tidak mengidentifikasi adanya cadangan migas atau dry hole.
Sumur eksplorasi lepas pantai itu terletak dengan kedalaman air laut sekitar 1.100 meter dengan mengambil jarak sekitar 42 kilometer dari garis pantai Aceh Utara.
Tajak Sumur Rencong-1X itu menjadi bagian dari komitmen pasti yang turut diselesaikan Repsol di Blok Andaman III tahun lalu setelah kontrak bagi hasil (PSC) pertama kali ditandatangani November 2009. Saat itu, hak pengelolaan blok diberikan kepada Talisman Energy Inc, perusahaan asal Kanada.
“Setelah selesai melakukan semua komitmen dan pengeborannya belum berhasil, maka Repsol tidak memperpanjang lagi TWE eksplorasi. Artinya, Repsol mengembalikan lagi ke negara,” kata Faisal.
Apalagi, kata dia, biaya eksplorasi dan nantinya eksploitasi pada laut dalam Andaman III saat ini sudah terbilang mahal.
“Laut dalam, biayanya tinggi, eksplorasi di Aceh kita tidak lanjutkan karena pengeborannya tidak memberikan hasil yang sesuai harapan,” kata dia.