Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Repsol Andaman B.V mengembalikan kontrak pengelolaan Blok Andaman III kepada negara setelah tidak memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE) yang berakhir pada Juni 2023 lalu.
Selepas mundur dari Blok Andaman III itu, Repsol bakal berfokus untuk pengembangan lebih lanjut portofolio lain mereka di Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatra Selatan.
“Setelah selesai melakukan semua komitmen dan pengeborannya belum berhasil, maka Repsol tidak memperpanjang lagi TWE eksplorasi. Artinya, Repsol mengembalikan lagi ke negara,” kata Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia Amir Faisal Jindan kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).
Faisal mengatakan, keputusan itu diambil setelah tajak atau pemboran perdana laut dalam pada Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu tidak mengidentifikasi adanya cadangan minyak dan gas (migas) atau dry hole.
Sumur eksplorasi lepas pantai itu terletak dengan kedalaman air laut sekitar 1.100 meter dengan mengambil jarak sekitar 42 kilometer dari garis pantai Aceh Utara.
Tajak Sumur Rencong-1X itu menjadi bagian dari komitmen pasti yang turut diselesaikan Repsol di Blok Andaman III tahun lalu setelah kontrak bagi hasil (PSC) pertama kali ditandatangani November 2009. Saat itu, hak pengelolaan blok diberikan kepada Talisman Energy Inc, perusahaan asal Kanada.
Baca Juga
Sejak Talisman diambil alih oleh Repsol pada 2015, Talisman Andaman B.V. sebagai bagian dari Grup Repsol telah menyelesaikan beberapa pemenuhan komitmen pasti, yaitu seismik lepas pantai seluas 3.385 kilometer persegi (km2).
Kegiatan ini merupakan akuisisi seismik lepas pantai terluas di Indonesia pada 2017 dengan menggunakan kontraktor lokal, yaitu PT Elnusa Tbk.
Hanya saja, Faisal mengatakan, Repsol belakangan memutuskan untuk mundur dari pengembangan lanjutan untuk Blok Andaman III tersebut setelah hasil tajak perdana Sumur Rencong-1X tidak sesuai dengan estimasi cadangan di wilayah operasi tersebut.
Apalagi, kata dia, biaya eksplorasi dan nantinya eksploitasi pada laut dalam Andaman III saat ini sudah terbilang mahal.
“Laut dalam, biayanya tinggi, eksplorasi di Aceh kita tidak lanjutkan karena pengeborannya tidak memberikan hasil yang sesuai harapan,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, tidak menaruh target yang optimistis untuk pengembangan Lapangan Andaman III setelah identifikasi dry hole pada eksplorasi perdana laut dalam Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu.
“Kalau Andaman III tampaknya Repsol dry hole kemarin,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR RI, Jakarta, Selasa (13/12/2022).
Di sisi lain, hasil pemetaan potensi sumber daya migas yang terkandung di Blok Andaman I, Andaman II, dan South Andaman belakangan menunjukkan hasil yang positif.
Dengan demikian, dia mengatakan, pemerintah tengah memperhatikan dengan intens pengembangan sejumlah blok yang berpotensi menghasilkan migas prospektif mendatang.
“Jadi kita tidak terlalu berharap kepada Repsol di Andaman III,” kata dia.
WK Andaman III adalah WK eksplorasi yang dimenangkan oleh Talisman dalam lelang wilayah kerja pada 2009. Kontrak kerja sama WK Andaman III menggunakan skema cost recovery dengan jangka waktu kontrak selama 30 tahun. Pada 2015, Repsol mengakuisisi Talisman sehingga WK tersebut dikelola oleh perusahaan migas asal Spanyol itu.
Kemudian pada 2019, perusahaan migas asal Malaysia, Petronas melalui anak usahanya Petronas Andaman B.V. mengakuisisi 49 persen hak partisipasi WK Andaman III dari Repsol Andaman B.V., anak perusahaan Repsol S.A. WK ini terletak di lepas pantai Aceh dengan luas area saat ini setelah dilakukan penyisihan sebagian wilayah kerja seluas 4684.32 kilometer persegi.
Blok Andaman III merupakan bagian dari rangkaian Wilayah Kerja Andaman yang terletak di perairan Selat Malaka. Wilayah kerja lain yang terdapat di dalam regional ini adalah WK Andaman I dan South Andaman yang dioperasikan oleh Mubadala Petroleum dan WK Andaman II yang di operasikan oleh Premier Oil Andaman Ltd.