Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap China terus menjadi mitra utama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean), utamanya dalam perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan Indo-Pasifik.
Retno mengungkapkan bahwa dari sisi ekonomi, China dan Asean menjadi mitra dagang terbesar dengan total nilai perdagangan sebesar US$975 miliar atau setara Rp14.627 triliun.
Bahkan, China menjadi sumber investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) terbesar ke-4 bagi Asean. Retno melaporkan China merupakan sumber FDI terbesar ke-4 bagi Asean, senilai US$13,8 miliar atau Rp207 triliun pada 2021.
“Kami ingin China menjadi mitra Asean yang setia dalam mempertahankan arsitektur regional yang terbuka dan inklusif,” ujarnya dalam Post Ministerial Conference (PMC) 2023, di Jakarta, akhir pekan lalu (13/7/2023).
Menurut Asean Investment Report 2022, FDI di Asia Tenggara meningkat sebesar 42 persen menjadi US$174 miliar pada 2021 secara tahunan (year-on-year/yoy).
Capaian tersebut mencatatkan nilai yang sama seperti sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019. Industri keuangan dan asuransi menjadi sektor dengan nilai investasi tertinggi, yaitu senilai US$57 miliar.
Baca Juga
Kemudian diikuti industri manufaktur dengan nilai US$45 miliar, perdagangan grosir dan eceran, real estate, serta sektor informasi dan komunikasi. Kelima industri tersebut bahkan mencakup 80 persen dari total investasi asing yang diterima Asean pada 2021.
Asean-China sendiri telah menjalin kerja sama berupa Free Trade Area (ACFTA). Bagi Indonesia, ACFTA memberikan penghapusan tarif untuk 94,6 persen dari semua jalur tarif untuk ekspor asal Indonesia ke China.
Sementara itu, Asean diproyeksi tetap menjadi penerima utama investasi asing di negara berkembang (kedua setelah China) dan akan terus menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia.