Bisnis.com, JAKARTA - India sebagai eksportir beras terbesar di dunia sedang mempertimbangkan untuk melarang ekspor sebagian besar varietas berasnya. Hal ini dapat membuat harga beras global yang sudah tinggi karena El Nino semakin naik lagi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (13/7/2023), pemerintah India sedang membahas rencana untuk melarang semua ekspor beras non-basmati. Hal tersebut karena harga domestik yang naik dan pihak berwenang ingin menghindari risiko inflasi lebih lanjut.
Berdasarkan data dari USDA Foreign Agricultural Service, selama 2022-2023 India menjadi pengekspor beras terbesar dengan porsi 40,5 persen. Setelahnya diikuti oleh negara Thailand sebesar 15,3 persen dan Vietnam yang sebesar 13,5 persen.
Jika diterapkan, larangan tersebut akan memengaruhi sekitar 80 persen ekspor beras India. Langkah ini dapat menurunkan harga domestik, namun berisiko menyebabkan biaya global menjadi lebih tinggi.
Tak hanya itu, harga patokan juga melonjak naik, tertinggi dalam dua tahun terakhir. Hal ini dikarenakan kekhawatiran terhadap El Nino yang akan merusak tanaman.
Perwakilan dari Kementerian Pangan, Perdagangan dan Keuangan tidak memberikan komentar kepada Bloomberg.
Baca Juga
Menambah Kekhawatiran Asia
Beras sendiri merupakan makanan pokok bagi sekitar separuh populasi dunia. Asia mengonsumsi sekitar 90 persen pasokan global.
Sebelumnya, diketahui bahwa importir seperti China, Filipina dan termasuk Indonesia, gencar menimbun beras tahun ini.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, El Nino dapat membawa kekeringan ke banyak daerah yang menanam padi.
Larangan potensial dari India sendiri kemudian dapat menambah kekhawatiran atas pasokan.