Bisnis.com, JAKARTA – Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan tekanan inflasi akan meningkat pada November 2023.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2023 tercatat sebesar 123,0, lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 121,6.
“Tekanan harga tersebut tetap terjaga, didukung oleh ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi barang,” tulis BI dalam laporannya, Rabu (12/7/2023).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan bahwa tekanan inflasi yang cenderung meningkat pada November 2023 karena memperhitungkan tren musiman jelang akhir tahun di mana permintaan diperkirakan naik, juga kemungkinan terjadinya El Nino yang berpotensi menaikkan harga pangan.
Josua menjelaskan, secara historis, terdapat potensi kenaikan dari harga pangan pada masa El Nino, seperti yang terjadi pada periode 1982-1983, 1991-1992, dan 2015-2016
“Dampak dari El Nino ini dapat mempengaruhi produksi pangan domestik, utamanya beras,” katanya kepada Bisnis, Rabu (12/7/2023).
Baca Juga
Menurut Josua, dampak dari El Nino ke depan sangat bergantung pada antisipasi pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga-harga pangan tersebut
“Apabila pemerintah telah mengantisipasi dengan cadangan pangan, utamanya beras, yang cukup, maka pada saat kenaikan harga akibat berkurangnya produksi, pemerintah dapat mengantisipasi dengan melakukan operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Josua menilai bahwa pemerintah juga perlu menyiapkan opsi impor jika memang kebutuhan beras tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh produksi domestik
Dia menambahkan, untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah meningkatnya tekanan inflasi, pemerintah pun harus berupaya mempercepat dan mengefisienkan penyaluran bansos bagi masyarakat yang berhak mendapatkan bansos.