Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: Interkoneksi Jaringan Antarpulau Jadi Kunci Optimalkan EBT

Pemerintah tengah mendorong terbangunnya jaringan interkoneksi antarpulau pada 2060 untuk memaksimalkan pemanfaatan EBT.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa jaringan interkoneksi antarpulau menjadi kunci dalam mencapai net zero emission di sektor pembangkitan listrik.

Menurutnya, dengan terbangunnya jaringan interkoneksi antarpulau, pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) di pelosok-pelosok Tanah Air akan dapat dimaksimalkan.

"Ini dream kita di 2060 bisa nggak kita bangun jaringan interkoneksi antarpulau. Intinya, untuk bisa memanfaatkan seluruh potensi energi yang ada di seluruh pelosok sehingga seluruh masyarakat, seluruh industri bisa memperoleh sumber-sumber energi ini," ujar Arifin pada acara The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (12/7/2023).

Arifin menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi sumber EBT yang sangat besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi EBT di Indonesia mencapai 3.689 gigawatt (GW) yang terdiri dari berbagai macam EBT, seperti surya, hidro, bioenergi, bayu, panas bumi, dan laut. Namun, dari potensi yang besar tersebut, pemanfaatannya baru mencapai 12,6 GW. 

"Kita sudah memiliki peta lokasi di mana EBT, di mana adanya hidro, geothermal, angin, dan dimana adanya sumber dari laut yang memang bisa diamanfatkan untuk membangkitkan agar bisa kita manfaatkan," tuturnya. 

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menyambungkan kawasan kelistrikan berbasis EBT utama di Indonesia lewat infrastruktur super grid. 

Rencana itu disampaikan Arifin saat gelaran BloombergNEF Summit 2022 bertajuk 'Indonesia's Sustainable Energy Transition Ambition' di Nusa Dua, Bali, akhir tahun lalu. 

"Kita harus menghubungkan jaringan kelistrikan antara Jawa dengan Sumatra, Kalimantan dengan Jawa, Kalimantan dengan Sulawesi, maupun Jawa-Bali dengan Nusa Tenggara," kata Arifin.

Infrastruktur itu diharapkan dapat menyambungkan sejumlah daerah penghasil listrik berbasis EBT dengan industri atau kawasan dengan permintaan daya yang relatif tinggi.

Arifin mengatakan super grid dapat menjadi solusi untuk menyalurkan listrik dari sumber EBT ke tempat lain yang lebih membutuhkan listrik. Di sisi lain, dia menambahkan, isu global terkini berkaitan dengan green industry yang sedikit atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper