Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) membeberkan jurus mendongkrak nilai ekspor produk Indonesia melalui Trade Expo Indonesia (TEI) ke - 38 tahun 2023. Salah satu terobosan yang dilakukan, yakni menjajaki pembeli dari negara-negara nontradisional market.
Zulhas mengakui adanya perlambatan ekspor ke negara-negara tradisional market, seperti Amerika Serikat dan Eropa.
"Kita mencoba untuk mencari terobosan, misalnya Asia Selatan yang selama ini jadi pasar nontradisional," ujar Zulhas usai meluncurkan TEI ke-38 tahun 2023, Senin (10/7/2023).
Zulhas pun mengeklaim telah melakukan perjalanan dinas untuk negosiasi kerja sama perdagangan dengan negara-negara yang menjadi nontradisional market bagi ekspor RI. Misalnya, di Asia Selatan, yakni India dan Bangladesh, Zulhas mengaku telah mondar-mandir sebanyak dua kali ke sana untuk keperluan misi dagang.
Begitupun negara-negara di Timur Tengah hingga Afrika disebut punya potensi besar sebagai alternatif pasar ekspor Indonesia. Menurut Zulhas, negara-negara di Afrika punya potensi besar dengan jumlah penduduk hingga 1,4 miliar orang.
"Jadi pasar ini yang lama iya, yang lama coba kita garap lebih serius lagi," jelas Mendag.
Baca Juga
Adapun, Kemendag menargetkan capaian nilai transaksi dalam TEI 2023 sebesar US$11 miliar atau sekitar Rp167 triliun (asumsi kurs Rp15.238 per US$). Target tersebut naik 10 persen dibandingkan target tahun lalu sebesar US$10 miliar. Zulhas berharap realisasi transaksi TEI 2023 bisa lebih besar daripada realisasi TEI tahun lalu yang mencapai US$15,83 miliar.
"Paling kurang sama [realisasi transaksi TEI], mudah-mudahan lebih baik. Kita ikhtiar ya," ucap Zulhas.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi berujar bahwa pemerintah dan pengusaha terus berkoordinasi meningkatkan penjualan produk komoditi hilirisasi. Dia menyebut, ke depannya diharap tak hanya komoditi mentah ekspor andalan seperti crude palm oil (CPO) dan batu bara saja yang meraup minat pembeli dalam TEI, tetapi juga produk-produk jadi hasil hilirisasi.
Sebelumnya, pada TEI 2022, realisasi transaksi masih didominasi oleh pembeli dari China sebesar US$10,7 miliar. Adapun, produk CPO menjadi yang paling laku dengan penjualan mencapai US$9,19 miliar, disusul batu bara sebesar US$2,6 miliar.
"Kita juga akan meningkatkan misi dagang kita ke beberapa negara itu ya [nontradisional market]," ucap Didi di Kemendag.