Bisnis.com, JAKARTA – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), optimistis dapat meraup untung pada 2023 seiring operasi pabrik yang memproduksi 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
Presiden Direktur Devin Ridwan menyebutkan hal tersebut didukung oleh beroperasinya pabrik smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN yang memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun.
“Pabrik tersebut merupakan proyek AIM dan PT Huaneng Metal Industry [HNMI], fasilitas konversi high-grade nickel matte [HGNM], yang 60 persen sahamnya baru saja diakuisisi oleh Perseroan,” kata David dalam keterangannya pada Sabtu (1/7/2023).
David menuturkan, MBMA berharap proyek tersebut dapat berproduksi setelah proses pembangunannya rampung pada pertengahan 2023.
Lebih lanjut David menjelaskan, HNMI akan menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel dengan memproses low-grade nickel matte yang di produksi smelter RKEF.
“Nikel matte merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan Nikel Kelas 1, HNMI saat ini telah beroperasi komersial dan diharapkan akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan MBMA di semester kedua tahun 2023,” jelas David.
Baca Juga
Pada 2022, sumber pendapatan utama MBMA berasal dari penjualan NPI ke pasar luar negeri sebesar US$270,33 juta serta domestik sebesar US$185,4 juta.
Produksi NPI tersebut berasal dari smelter RKEF milik PT Cahaya Smelter Indonesia dan PT Bukit Smelter Indonesia yang masing-masing memiliki kapasitas terpasang 19.000 ton Ni dalam bentuk NPI per tahun.
Dengan demikian, dengan beroperasinya smelter RKEF ZHN, maka total kapasitas terpasang yang dimiliki MBMA akan mencapai 88.000 ton Ni per tahun.
“Berbagai rencana bisnis telah berhasil dijalankan dengan baik, terutama akuisisi atas proyek ekspansi hilir dan proses pembangunan smelter RKEF baru, sehingga akan meningkatkan potensi pendapatan MBMA tahun ini,” kata David.
David juga menyebut, perusahaan yang melaksanakan hilirisasi dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle) ini akan terus mengoptimalkan hilirisasi dan rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.