Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Konser Taylor Swift Bisa Selamatkan Australia dari Resesi?

Australia kini menghadapi risiko resesi. Namun konser Taylor Swift diperkirakan dapat mendorong perekonomian Negeri Kanguru tersebut.
Taylor Swift tampil di ajang Grammy Awards 2016. /Bloomberg-Kevork Djansezian
Taylor Swift tampil di ajang Grammy Awards 2016. /Bloomberg-Kevork Djansezian

Bisnis.com, JAKARTA - Australia menghadapi risiko resesi yang kian meningkat. Namun, satu faktor tidak terduga dapat memberikan dorongan bagi perekonomian Negeri Kanguru ini, yaitu konser Taylor Swift

Mengutip Bloomberg, Selasa (27/6/2023) Ikon pop Taylor Swift menambahkan Australia ke dalam “The Eras Tour”. Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam destinasi tour tersebut. 

Tur itu sendiri disebut-sebut sebagai tur terbesar dengan potensi menghasilkan lebih dari US$1 miliar atau setara dengan Rp15 triliun.

Di Australia, konser tersebut akan berlangsung pada 16-25 Februari 2023. Tiga pertunjukan akan berlangsung di Sydney, sedangka dua pertunjukan akan digelar di Melbourne. 

Jadwal konser yang terbatas kemungkinan membuat para fans Taylor Swift, yang biasa disebut Swifties, akan melakukan perjalanan ke negara bagian lain untuk menonton pertunjukan tersebut. 

Ekonom Bloomberg Economics James McIntyre mengatakan daya tarik dari konser Taylor Swift diperkirakan cukup untuk membantu beberapa konsumen mengatasi kepercayaan dan pembelanjaan yang lemah.

"Hal ini bisa menjadi hal yang baik bagi perekonomian, dengan potensi peningkatan belanja jasa pada kuartal I/2024 membantu meningkatkan PDB saat kenaikan suku bunga acuan di tahun 2022 dan 2023 membatasi permintaan," ujarnya.

Wakil kepala ekonom di AMP Diana Mousina mengatakan bahwa jika Taylor Swift dapat mencegah resesi Australia, maka Taylor dapat memberikan dampak yang lebih besar dari yang dia perkirakan.

"Jika konsernya terjadi sekarang, Anda mungkin akan melihat sedikit efek Taylor, tetapi karena itu terjadi pada bulan Februari [2024], ada kemungkinan besar kita sudah berada dalam resesi," ucapnya

Para ekonom menyoroti pengeluaran tiket pesawat dan hotel akan melambat pada saat ini atau akhir tahun, sehingga sulit untuk menghitung dampak konsumsi. Ekonom juga melihat substitusi pengeluaran untuk tiket konser dan layanan terkait pada pengeluaran tambahan. 

Mousina sendiri mengatakan bahwa Februari 2024 masih lama. Menurutnya, lanskap ekonomi Australia pada saat itu akan terlihat sangat berbeda.

Pat Bustamante dari St George juga mengatakan dengan tingkat suku bunga naik dan menimbang kondisi perekonomian pada Februari 2024, ia tidak berpikir bahwa pengeluaran tersebut  tidak memberikan dorongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper