Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi DBS Capai Target Karbon Net Zero pada 2050, Fokus ke 6 Sektor

DBS memiliki target emisi karbon net zero pada 2050 dengan fokus ke enam sektor.
Executive Director Sustainability, Institutional Banking Group DBS Sang Lye See memberikan paparan strategi DBS Singapura dalam mencapai target net zero carbon dalam acara Catalysing Decarbonisation in Asia di Singapura/Bisnis- Wibi Pangestu P.
Executive Director Sustainability, Institutional Banking Group DBS Sang Lye See memberikan paparan strategi DBS Singapura dalam mencapai target net zero carbon dalam acara Catalysing Decarbonisation in Asia di Singapura/Bisnis- Wibi Pangestu P.

Bisnis.com, SINGAPURA — DBS Bank Limited atau DBS Singapura menetapkan target emisi karbon net zero pada 2050, dengan target interim yang harus tercapai pada 2030. Enam sektor menjadi tujuan pengurangan intensitas emisi dan satu sektor dengan pengurangan emisi yang bersifat absolut.

Executive Director Sustainability, Institutional Banking Group DBS Sang Lye See menjelaskan bahwa pihaknya menjadi bank pertama di Singapura yang tergabung dalam United Nations Net Zero Banking Alliance (NZBA). DBS menyatakan akan mencapai target net zero atas portofolio institutional banking group (IBG).

Pencapaian emisi karbon net zero harus menjangkau tiga cakupan, yakni scope 1 mengenai emisi langsung, mencapai kenetralan dari operasional bisnis sendiri atau atas emisi yang dihasilkan sendiri. Menurut Lye See, operasional DBS Singapura telah mencapai net zero pada 2022.

Scope 2 merupakan emisi tidak langsung yang dihasilkan dari jalannya usaha, seperti pembelian listrik dan gas. Scope 3 adalah emisi tidak langsung dan terjadi atas aktivitas di rantai pasok yang berkaitan dengan jalannya perusahaan. Target net zero perbankan akan berkaitan dengan kondisi industri atas ketiga scope itu.

Terdapat sembilan sektor usaha yang menjadi tujuan target net zero dari bisnis DBS. Dari sembilan sektor, enam di antaranya akan dikurangi dengan intens, satu bersifat pengurangan absolut, dan dua lainnya berupa target cakupan data untuk pengurangan emisi karbon.

Keenam sektor yang dipilih DBS Singapura untuk pengurangan target emisi karbon secara intens adalah energi, otomotif, pengolahan baja, aviasi, real estate, dan perkapalan. Lye See menjelaskan bahwa pencapaian target emisi karbon net zero sangat bergantung kepada pemilihan sektor usaha yang menjadi sasarannya.

"Sektor-sektor itu berkontribusi terhadap emisi karbon [gas rumah kaca] secara global," ujar Lye See dalam acara Catalysing Decarbonisation in Asia yang berlangsung di Singapura, dikutip pada Jumat (23/6/2023).

DBS juga menilai bahwa sektor-sektor tersebut telah memiliki teknologi yang memungkinkan emisi karbon ditekan semaksimal mungkin dan investasi dapat mendorongnya lebih optimal. Menurut Lye See, DBS dapat berperan di sana melalui investasi atau pendanaan.

Di sektor energi, DBS melirik potensi penurunan emisi karbon dalam hal produksi energi dan manufaktur peralatan terkait energi. Bank itu menargetkan pengurangan emisi karbon atas portofolio sektor energi hingga 47 persen pada 2030 dan menjadi nol atau net zero pada 2050.

Potensi pengurangan emisi sektor otomotif mencakup produksi suku cadang, pendanaan ke perusahaan pembiayaan, produksi komponen rangkaian tenaga. Target pengurangan emisi mencapai 57 persen pada 2030, lalu mencapai net zero atau 100 persen pada 2050.

Emisi dari produksi baja ditargetkan berkurang 27 persen pada 2030 dan 93 persen pada 2050. Lalu, emisi karbon real estate ditargetkan berkurang 42 persen 2030 dan 95 persen 2050, perkapalan 23 persen 2030 dan 71 persen 2050, dan aviasi 16 perse pada 2030, dan 100 persen pada 2050.

"Salah satu yang menantang adalah [pengurangan emisi karbon di portofolio sektor] aviasi, karena semua orang terbang [menggunakan pesawat]," ujar Lye See.

Lye See menjelaskan bahwa sektor yang target pengurangan emisi karbonnya bersifat absolut adalah minyak dan gas, dengan potensi pengurangan emisi karbon di hulu, hilir, dan yang terintegrasi. Target pengurangan emisi karbonnya mencapai 28 persen pada 2030 dan 92 persen pada 2050.

Adapun, DBS memilih sektor pangan dan agribisnis, serta industri kimia dengan target cakupan data untuk pengurangan emisi karbon dan pencapaian net zero.

Menurut Lye See, perbankan berperan dalam mendorong pembiayaan untuk transisi sektor-sektor usaha atau perusahaan dengan karbon intensif, atau memproduksi karbon dalam jumlah masif. Pendanaan untuk transisi itu nantinya berkembang menjadi pendanaan hijau.

Dia juga menjelaskan bahwa untuk bisa mencapai net zero pada masa depan, transisi harus dilakukan degan pendekatan berbasis sains sehingga dapat menghindari praktik greenwashing. Lalu, perlu adanya sorotan bahwa upaya transisi dalam perekonomian Asia mungkin berbeda dari pasar negara maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper