Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Mau Fokus Net-Zero dan Green Economy, Apa yang Perlu Diperhatikan?

Indonesia telah menetapkan target terkait perlindungan lingkungan seperti net-zero dan green economy. Apa yang perlu diperhatikan?
Founder FPCI yang juga mantan Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal memberikan pemaparan di acara “Indonesian Climate Policy Outlook 2023” yang diadakan di Bengkel Diplomasi FPCI, Kamis (23/2/2023). Dok. FPCI.
Founder FPCI yang juga mantan Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal memberikan pemaparan di acara “Indonesian Climate Policy Outlook 2023” yang diadakan di Bengkel Diplomasi FPCI, Kamis (23/2/2023). Dok. FPCI.

Bisnis.comJAKARTA - Dalam misi Indonesia untuk mengatasi permasalahan lingkungan, Indonesia telah mendapatkan hibah dana dari berbagai negara maju. Contohnya lewat Just Energy Transition Partnership (JETP). 

Founder & Chairman FPCI Dino Patti Djalal mengatakan bahwa Indonesia kini menjadi eksperimen, mengingat Indonesia mendapatkan pendanaan US$20 miliar atau setara Rp300 triliun.

“Indonesia menjadi eksperimen sekarang. Bisa nggak kalau negara maju memberikan bantuan, kita (Indonesia) dapat melaksanakannya dengan baik,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (21/6/2023). 

Dalam membahas hal apa saja yang dapat menjadi prioritas bagi pemerintah, Dino menjelaskan bahwa carbon credit Indonesia perlu ditingkatkan. Hal tersebut bisa menjadi reward lantaran 85 persen deforestasi sudah berkurang dalam 2-3 tahun terakhir. 

Kemudian, electronic vehicle (EV) juga perlu merambah, mulai dari kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, hingga transportasi publik seperti bus. Industri menurutnya juga perlu diperhatikan, contohnya seperti listriknya, gedung-gedung, dan lain-lainnya. 

“Intinya adalah bagaimana mencapai energi terbarukan. Sekarang capaian baru 11 persen, sedangkan target energi terbarukan pada 2025 sebesar 23 persen. Menurut saya ini tidak akan tercapai karena tinggal 2 tahun lagi” ungkapnya. 

Menurutnya jika Indonesia juga ingin serius dalam energi terbarukan, maka investasi dan insentif perlu dilakukan. Pemerintah juga perlu meyakinkan investor. 

Di lain sisi, Manajer Komunikasi Greenpeace Afif Saputra juga mengatakan pemerintah perlu memiliki paradigma beyond growth dan beyond GDP

“Apakah angka-angka tersebut, yakni pertumbuhan ataupun peningkatan angka juga sejalan dengan kesejahteraan masyarakat yang meningkat dan lingkungan yang terjaga” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (21/6).

Terkait dengan green economy, Afif juga berpendapat bahwa Indonesia perlu berfokus di negara sendiri dahulu sehingga ketika mendapatkan investasi dari negara lain dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan lingkungan. 

Tak hanya itu, terkait JETP menurutnya dapat diinvestasikan pada transisi energi yang sesungguhnya, menimbang kondisi lingkungan yang sudah dalam tahap serius.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper