Bisnis.com, JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimistis dapat mencapai target marketing sales tahun ini senilai Rp5 triliun.
Hingga kuartal I tahun 2023, SMRA membukukan marketing sales sebesar Rp655 miliar atau mencapai 13,1 persen dari target Rp5 triliun tahun ini. Capaian marketing sales pada 3 bulan awal 2023 ini merosot 54,38 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang mencapai Rp1,43 triliun.
Presiden Direktur SMRA Adrianto P. Adhi tak menampik ada penurunan perolehan marketing sales pada kuartal I/2023 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, setiap tahun mempunyai kondisi dan situasi yang berbeda sehingga dalam meluncurkan proyek baru klaster di township eksisting saat ini memang memerlukan kebijakan timing.
“Memang dinamika pascapandemi membuat kami berpikir keras dalam timing untuk launching produk, adanya selisih atau kekurangan marketing sales di kuartal I/2023 itu karena kebijakan timing kami dalam launching produk,” ujarnya, Kamis (15/6/2023).
Adrianto optimistis perseroan bisa mencapai target marketing sales pada tahun ini. Hal itu dilakukan dengan mengeluarkan sejumlah produk properti baik rumah tapak maupun ruko komersial yang telah disiapkan di tahun ini pada waktu yang tepat. Namun demikian, pihaknya tidak dapat membeberkan lebih lanjut produk properti apa saja yang akan diluncurkan di sepanjang tahun ini.
“Untuk proyek baru berupa klaster di delapan township yang ada saat ini memang kami selalu punya tiap tahun, tetapi untuk township baru tidak setiap tahun ada,” katanya.
Baca Juga
Pihaknya tak mau sembarangan dalam meluncurkan proyek properti eksisting berupa rumah tapak dan ruko di setiap township.
Adapun SMRA saat ini memiliki delapan township yakni Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bogor, Summarecon Bekasi, Summarecon Crown Gading di Tarumajaya Kabupaten Bekasi, Summarecon Emerald Karawang, Summarecon Bandung, dan Summarecon Mutiara Makassar.
“Setiap township kami ada kekhasan masing-masing, misalnya di Summarecon Crown Gading yang diminati banyak keluarga baru sehingga treatment-nya beda dengan yang ada di Bekasi. Produk yang kami buat antara 1 township dengan township lain tidak boleh saling kanibal. Kami juga tidak bisa mengeluarkan produk yang dulu laris, dikeluarkan lagi tahun ini, jaman beda. Kami pikirkan benar, termasuk kemudahan cara bayar, kami yakin bisa capai target tahun ini,” tuturnya.
Dia menuturkan, untuk produk rumah tapak yang ramai peminat atau mencapai lebih dari 50 persen berkontribusi pada marketing sales berasal dari segmen harga Rp1,5 miliar hingga Rp2,75 miliar dalam 2 tahun terakhir. Segmen harga tersebut tidak berubah dari sejak pandemi hingga kini.
Menurutnya, perubahan yang terjadi di konsumen, yakni keputusan end user dalam membeli sebuah hunian memerlukan waktu yang lebih panjang daripada sebelumnya saat pandemi.
“Konsumen berhati-hati dan mempertimbangkan dari sisi harga dalam membeli produk. Saat ini KPR [kredit pemilikan rumah] bunga cukup bagus sehingga memang didorong ke cara bayar yang mudah dan kompetitif. Meski banyak peminat Rp1,5 miliar hingga Rp2,75 miliar, kami juga garap harga rumah di Rp1,5 miliar ke bawah banyak diluncurkan di Karawang, kami juga ada produk di atas Rp5 miliar digarap di Serpong jadi kami mixed harga produk,” ucap Adrianto.
Sementara itu, dari sisi laba, emiten properti ini mengincar pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 10 persen dari perolehan tahun 2022.
Tahun lalu, SMRA membukukan kinerja keuangan dari sisi pendapatan mencapai Rp5,72 triliun atau tumbuh 2,6 persen year-on-year (YoY) dari tahun 2021 yang mencapai Rp5,57 triliun.
Perseroan juga berhasil mendapatkan peningkatan laba bersih sebanyak 40 persen (YoY) yaitu dari Rp550 miliar menjadi Rp772 miliar.
Dari sisi prapenjualan atau marketing sales, SMRA membukukan Rp4,95 triliun di sepanjang tahun lalu dan sedikit melesat dari yang ditargetkan mencapai Rp5 triliun. Adapun, perolehan marketing sales di tahun 2022 menurun dari tahun 2021 yang mencapai Rp5,24 triliun.
Komposisi marketing sales pada 2022 sebesar 75 persen masih didominasi oleh rumah tapak dengan harga Rp1,5 miliar hingga Rp2,75 miliar. Kemudian, sebesar 9 persen marketing sales berasal dari ruko komersial dan penjualan apartemen hanya berkontribusi 4 persen. Summarecon Serpong masih berkontribusi besar yakni mencapai 41 persen pada perolehan marketing sales SMRA di 2022.
Di bulan November 2022, Summarecon meluncurkan proyek terbarunya, yaitu Summarecon Crown Gading yang menjadi kota terpadu atau township ke-8 yang dimiliki SMRA. Dalam hitungan jam, dua kluster yang ditawarkan, terjual mencapai 390 unit dengan nilai pra penjualan mencapai Rp827 miliar.