Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Perjanjian IE-CEPA bagi Indonesia, Dubes Muliaman Ungkap Dampak pada Ekonomi

Duta Besar RI untuk Swiss 2018-2023 Muliaman Darmansyah Hadad mengungkap pentingnya perjanjian IE-CEPA untuk perekonomian Indonesia.
Dubes RI untuk Swiss Muliaman Hadad (kiri) bersalaman dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss./BKPM
Dubes RI untuk Swiss Muliaman Hadad (kiri) bersalaman dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss./BKPM

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Rl untuk Konfederasi Swiss yang merangkap sebagai Kepangeranan Liechtenstein periode 2018-2023, Muliaman Darmansyah Hadad menjelaskan dampak perjanjian Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). 

Dia menjelaskan bahwa Indonesia-EFTA CEPA (IE-CEPA) adalah perjanjian perdagangan bebas komprehensif yang berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara anggota EFTA. 

EFTA merupakan asosiasi 4 negara di Eropa yang terdiri dari Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. 

Perjanjian itu akan berpengaruh terhadap Indonesia dalam mengurangi hambatan perdagangan, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan mendukung UKM.

Menurutnya, perjanjian tersebut memberikan peluang bagi bisnis di Indonesia dan negara-negara EFTA untuk memperluas kegiatan perdagangan dan investasi, yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dan perbaikan lingkungan bisnis.

Sementara itu, untuk Diplomasi Ekonomi (ED) dapat digambarkan sebagai penggunaan alat dan teknik ekonomi dan komersial untuk mencapai tujuan diplomatik. 

Adapun ini bisa termasuk perdagangan negosiasi, perjanjian investasi, bantuan ekonomi, dan ekonomi lainnya kerja sama.

"Tujuan ED adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi suatu negara, merangsang pertumbuhan, serta meningkatkan hubungannya dengan negara lain," katanya, saat seminar di Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (14/6/2023). 

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa diplomasi tradisional biasanya lebih berfokus pada politik, sosial, dan keamanan masalah (perdamaian menjaga sengketa perbatasan, dan hak asasi manusia). 

Sementara itu, diplomat ekonomi lebih mementingkan pertukaran barang dan jasa, serta investasi untuk memperkuat hubungan antar negara.

Dia juga menekankan bahwa IE-CEPA penting karena berbagai alasan, salah satunya untuk meningkatkan perdagangan, meningkatkan akses pasar dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan dan meningkatkan arus investasi, mendukung pembangunan ekonomi.

Lebih lanjut, juga untuk memfasilitasi kerjasama regulasi, memperkuat hubungan bilateral, meningkatkan daya saing, hak kekayaan intelektual serta untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, lalu untuk mendorong transfer teknologi. 

Dia menyebut Swiss selama ini menganggap netral dalam berbagai macam persoalan, tapi belakangan kenetralannya ini diuji terutama pasca perang Rusia dan Ukraina. 

Akibat perang, Swiss diminta untuk menerapkan sanksi-sanksi kepada pihak yang berperang itu dengan kemudian menjadi isu domestik politik lokal. Kemudian menerapkan netralitas dalam situasi yang tidak mudah akhir-akhir ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper