Bisnis.com, SOLO - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, sempat dituduh rasis setelah mengatakan jika ekonomi RI dikuasai orang China.
Beberapa waktu lalu, JK sempat bikin heboh karena menyebut hanya ada satu oang Islam yang masuk daftar 10 orang terkaya di Indonesia saat ini yakni Chairul Tanjung.
"Dari 10 orang kaya di Indonesia, hanya satu Islam, Chairul Tanjung," ujarnya dalam acara Halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Silaturahmi Tokoh Bangsa, dikutip dari YouTube ICMI TV, Jumat (12/5/2023).
Hal tersebut mendapatkan beragam kritikan dari berbagai pihak, termasuk pegiat media sosia Ade Armando.
Dalam video opininya di Cokro TV, Ade mengatakan jika JK telah melakukan hal rasis lantaran mengungkap dikotomi antara pengusaha China dan Muslim.
“Dia bilang lebih dari 50% ekonomi Indonesia dikuasai penduduk etnis Cina, menurutnya di Indonesia penduduk Tionghoa itu hanya 4,5% tapi menguasai ekonomi lebih dari 50% jadi kekuatannya 10 kali lipat daripada jumlahnya,” kata Ade
Baca Juga
Meski demikian dalam wawancara terbarunya bersama jurnalis kawakan Andy F. Noya, Jusuf Kalla menolak dicap rasis atas pernyataannya yang bikin heboh tersebut.
Dalam hal ini, JK mengatakan jika pihak-pihak yang telah menyebutnya rasis, tidak mau mendengar atau membaca isi pidatonya secara lengkap.
"Orang-orang yang mengatakan ini tidak mau membaca atau mendengar pidato lengkap yang telah saya sampaikan," kata JK.
Wapres RI ke-10 itu dengan tegas memuji pengusaha etnis Tionghoa yang dengan cerdas mampu menguasai pasar.
"(Dalam pidato) saya mengatakan, kenapa mereka kaya? karena mereka kerja keras dan cerdas menguasai pasar. Dia tidak salah, yang salah kita ini, Anda semua (yang hadir dalam forum itu)," katanya.
JK mengangkat isu tersebut dalam pidatonya di ICMI beberapa waktu lalu sebagai bagian dari dukungan kepada pengusaha Muslim agar bisa belajar dari para pengusaha Tionghoa dan mendapatkan kesuksesan yang sama.
"Kita yang salah karena kita tidak cerdas. Oleh sebab itu, belajarlah dari mereka. Ini bukan dalam konteks kebencian tapi demi mereka (pengusaha muslim) maju. (Pidato) itu dalam konteks introspeksi" tambahnya.