Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Morgan Stanley Proyeksi Suku Bunga Acuan BI Turun 50 Basis Poin pada Akhir 2023

Morgan Stanley berpandangan, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen pada kuartal IV/2023.
Papan nama Morgan Stanley di kantornya di Paris, Prancis/ Bloomberg - Cyril Marcilhacy.
Papan nama Morgan Stanley di kantornya di Paris, Prancis/ Bloomberg - Cyril Marcilhacy.

Bisnis.com, JAKARTA — Morgan Stanley memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan segera melonggarkan suku bunga kebijakan pada kuartal keempat 2023.

Dengan demikian, BI akan menjadi bank sentral pertama di kawasan Asia yang menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.

Morgan Stanley berpandangan, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen pada kuartal IV/2023. Hal ini dikarenakan risiko stabilitas makro ekonomi Indonesia yang dinilai cenderung terkendali.

“Kami memperkirakan BI dapat menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada kuartal IV/2023 karena bank sentral harus dapat menormalkan tingkat suku bunga riil dengan mempertimbangkan bauran pertumbuhan dan stabilitas makro yang ada,” tulis Morgan Stanley dalam laporan terbarunya, dikutip Jumat (9/6/2023).

Penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan berlanjut pada kuartal pertama 2024 dengan pemangkasan sebesar 25 basis poin. 

Selanjutnya, suku bunga BI menurut Morgan Stanley akan tetap dipertahankan pada tingkat 5 persen sepanjang 2024.

Peningkatan inflasi di Indonesia dinilai tidak sebesar negara berkembang lainnya di Asia. Laju inflasi di dalam negeri pun mengalami kemajuan pesat dalam proses penurunannya.

Tercatat, inflasi umum pada April 2023 hanya 30 basis poin di atas kisaran target 2-4 persen. Sementara berdasarkan data Mei 2023, inflasi telah kembali ke batas atas target BI, 4 persen.

Laju inflasi tersebut diperkirakan akan kembali ke tingkat di bawah 4 persen secara berkelanjutan pada kuartal ketiga 2023.

Morgan Stanley juga berpandangan bahwa dinamika inflasi yang sangat terkendali tersebut merupakan hasil dari bauran kebijakan yang diterapkan secara berhati-hati selama beberapa waktu terakhir. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper