Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Motor Pertumbuhan, Industri Manufaktur Diharapkan Tumbuh 7 Persen pada 2024

Jadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri manufaktur ditargetkan dapat bertumbuh hingga 7 persen pada 2024.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat menemui awak media di Indonesia Development Forum 2022 di Movenpick Jimbaran, Bali, Senin (21/11/2022)/BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat menemui awak media di Indonesia Development Forum 2022 di Movenpick Jimbaran, Bali, Senin (21/11/2022)/BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah mematok pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2024. Sektor manufaktur dinilai masih akan menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut. 

Untuk itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menargetkan sektor manufaktur dapat bertumbuh pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen, bahkan diharapkan tumbuh hingga 7 persen jika ingin ingin mencapai pangsa di atas 20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

“Dari sisi produksi, kita harap industri pengolahan bisa tumbuh 5,4 hingga 5,8 persen, semestinya bisa lebih jauh di 6 atau 7 persen jika kita menginginkan kontribusi industri pengolahan di atas 20 persen dari PDB,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (5/6/2023).

Di samping industri pengolahan, Suharso mengatakan bahwa penggerak utama pertumbuhan ekonomi 2024 diantaranya berasal dari sektor pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi.

Sementara dari sisi pengeluaran, Suharso mengatakan bahwa konsumsi domestik diharapkan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi tahun depan sejalan dengan pelaksanaan Pemilu.

Konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) ditargetkan tumbuh pada kisaran 5,3 hingga 5,5 persen.

Selain itu, Suharso menambahkan, pertumbuhan ekonomi pada 2024 juga akan didukung oleh kinerja investasi yang diperkirakan menguat.

“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan investasi cukup baik dan akan menjadi basis jika dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan 6,8 persen,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper