Bisnis.com, BANJARMASIN - PT Angkasa Pura I atau AP I menyatakan kesiapan Bandara Internasional Syamsudin Noor menjadi salah satu bandara embarkasi pada masa ibadah Haji 2023.
General Manager Bandara Syamsudin Noor Dony Subardono menuturkan, salah satu poin yang menjadi perhatian bandara selama masa ibadah haji adalah dari sisi ground handling. Oleh karena itu, Bandara Syamsudin Noor menambah passenger boarding stair (PBR) dari semula 1 menjadi 2 unit untuk mempercepat pengangkutan jemaah haji.
Selain itu, bandara juga telah mempersiapkan APU (Auxiliary Power Unit) dan 1 unit ground power unit (GPU) tambahan yang berfungsi sebagai pemasok kelistrikan ke pesawat saat di darat. Dony mengatakan, GPU tersebut merupakan pinjaman dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Fasilitas yang paling penting selama masa Haji ini dari ground handling-nya dan kami sudah mempersiapkan semuanya. Sementara, untuk fasilitas pendukung lain juga kondisinya sudah baik," ujarnya saat ditemui di Bandara Syamsudin Noor, Senin (29/5/2023).
Selain itu, pihak pengelola bandara juga telah menyiapkan skenario operasi pengangkutan jemaah pada kondisi cuaca buruk. Dony menerangkan, salah satu potensi cuaca yang akan dihadapi saat pengangkutan jemaah haji adalah terjadinya hujan.
Seiring dengan hal tersebut, dia mengatakan pengangkutan jemaah yang sedianya dilakukan langsung dari bus Damri ke pesawat akan dialihakan ke terminal bandara melalui garbarata. Hal ini mengingat tangga yang dimiliki oleh bandara tidak memiliki kanopi.
Baca Juga
Dony mengatakan, pengalihan ini dilakukan untuk menghindari jemaah terpapar kondisi buruk dan mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang mungkin terjadi.
Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Cecep Kurniawan menambahkan, pihaknya telah menurunkan para inspektur untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan serta pengawasan operasional pesawat terbang.
Selain itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perhubungan Udara juga terus berkomunikasi dengan para operator bandara embarkasi Haji untuk mendapatkan laporan detail secara harian. Hal ini agar Kemenhub dapat langsung menangani masalah-masalah yang nantinya berpotensi muncul.
“Hal-hal kecil yang mungkin biasa bagi jemaah haji, tetapi bagi kami bisa menjadi catatan, seperti adanya delay pesawat," kata Cecep.