Bisnis.com, JAKARTA – Usai sudah Riuh rendah pelantikan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk kedua kalinya. Kini, pria kelahiran 1959 tersebut kembali dihadapkan pada tugasnya menjaga stabilitas moneter di tengah ketidakpastian global.
Perry Warjiyo dilantik sebagai Gubernur BI periode 2023 – 2028 oleh Ketua Mahkamah Syarifuddin, Rabu (24/5/2023). Pelantikan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 38/P/2023 tanggal 5 Mei 2023.
Perry, yang telah menjabat Gubernur BI sejak 2018, kini dihadapkan situasi ekonomi global yang tidak mudah. Memanasnya tensi geopolitik global telah membuat negara-negara besar mengubah arah kebijakan ekonomi yang berimbas pada perekonomian dunia.
Menurut Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam, Perry Warjiyo memiliki tugas utama di tengah ketidakpastian global saat ini, salah satunya menjaga stabilitas makro ekonomi melalui kebijakan moneter yang tepat.
“Tugas utama Pak Perry adalah menjaga stabilitas makro melalui kebijakan moneter yang tepat, mengantisipasi gejolak global dengan indikator inflasi yang rendah dan stabil, serta volatilitas nilai tukar rupiah yang juga rendah,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (24/5/2023).
Piter menambahkan Perry juga harus menciptakan iklim yang kondusif untuk pemulihan ekonomi, termasuk dengan menahan suku bunga agar tetap rendah.
Baca Juga
“Tantangannya sekarang adalah menyeimbangkan antara dua kepentingan tersebut. menjaga stabilitas makro dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Di sisi lain juga juga menahan suku bunga di level rendah agar perekonomian bisa tumbuh,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menitipkan pesan kepada Perry Warjiyo usai dilantik kembali sebagai Gubernur BI 2023 – 2028. Dalam unggahan di media sosialnya, Menkeu meminta agar Perry terus menjaga stabilitas di sektor keuangan.
“Terus jaga stabilitas harga, Rupiah dan stabilitas sektor keuangan,” tulis Sri Mulyani dalam keterangan foto yang dibagikan akun @smindrawati pada Rabu (24/5/2023).
Menkeu juga menyampaikan supaya Perry terus berkoordinasi dengan otoritas kebijakan fiskal dan bersama-sama menjaga stabilitas, sekaligus kredibilitas kebijakan ekonomi makro Indonesia.
Selain itu, dia juga menitipkan pesan agar seluruh pemangku otoritas fiskal dan moneter tetap mendorong pemulihan ekonomi bersama pemerintah, menciptakan kesempatan kerja, dan menjaga dari risiko turbulensi dunia.