Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DBS Indonesia menilai bahwa Bank Indonesia atau BI berpotensi menjadi bank sentral di Asia Tenggara yang paling awal kembali ke siklus pelonggaran suku bunga, karena terkendalinya inflasi dan performa nilai tukar rupiah yang prima.
Ekonom senior DBS Bank Radhika Rao menjelaskan bahwa kinerja makroekonomi Indonesia yang baik akan turut memengaruhi preferensi kebijakan moneter BI. Salah satu acuan utama adalah pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03 persen pada kuartal I/2023.
Pada kuartal I/2023, konsumsi tercatat naik 4,5 persen, investasi tumbuh 2,1 persen, dan ekspor tumbuh 11,7 persen. Konsumsi rumah tangga meningkat seiring dengan inflasi yang masih berada di atas target pemerintah, yakni 3±1 persen atau 2 persen—4 persen.
Meskipun begitu, Rao menilai bahwa inflasi semakin terkendali dan terus mencatatkan penurunan. Harga energi yang turun sejak tahun lalu, rendahnya risiko lonjakan subsidi bahan bakar minyak (BBM), hingga kebijakan menjaga harga pangan membuat ekspektasi inflasi tetap terjaga.
Kondisi inflasi berpotensi membuat BI akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. DBS bahkan meyakini bahwa di Asia Tenggara, BI akan menjadi bank sentral yang melonggarkan suku bunga paling awal.
"Hal itu akan membuat BI menjadi bank sentral yang paling akhir memulai kenaikan suku bunga di kawasan ini, dan menjadi bank sentral yang paling awal kembali ke siklus pelonggaran," ujar Rao pada Selasa (23/5/2023).
DBS Group Research pun memajukan ekspektasi penurunan suku bunga menjadi Agustus 2023 dan awal 2024. Suku bunga diperkirakan berada di level 4,75 persen pada kuartal I/2024.
"Tren yang berkembang menunjukkan kemungkinan pergeseran dalam kebijakan moneter BI dalam beberapa bulan mendatang, dengan kebijakan mengarah pada penurunan suku bunga pada tahun ini," ujar Rao.
Riset DBS: BI Berpotensi Segera Longgarkan Kebijakan Suku Bunga
Bank DBS Indonesia menilai BI berpotensi menjadi bank sentral di Asia Tenggara yang paling awal kembali ke siklus pelonggaran suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wibi Pangestu Pratama
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu