Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Prancis tumbuh paling lambat pada bulan Mei 2023 sejak empat bulan terakhir. Hal ini dikarenakan sektor jasa kehilangan momentum.
Mengutip dari Bloomberg pada Selasa (23/5/2023), Indeks Manajer Pembelian komposit Flash HCOB Prancis turun menjadi 51,4 dari sebelumnya pada bulan April yang sebesar 52,4.
Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan ekonom sebesar 52. Data ini maka menunjukan adanya peningkatan moderat dalam aktivitas bisnis sektor swasta.
Kemudian pelaku usaha Prancis diketahui mengalami permintaan yang kian memburuk. Menurut survei oleh S&P Global, total penerima pekerjaan baru turun pertama kalinya sejak Februari. Kepercayaan bisnis juga turun ke level terlemah dalam lima bulan.
Selain itu, pertumbuhan sektor jasa juga mengalami peningkatan yang lebih lambat dibandingkan ekspansi di bulan April. Sektor manufaktur juga mengalami penurunan produksi secara ke dua belas kali berturut-turut.
Perusahaan juga melaporkan penjualan yang lemah dengan alasan kehilangan klien, inflasi dan pengeluaran yang lebih rendah. Pesanan manufaktur mengalami penurunan tajam, dan produsen barang juga menghadapi permintaan luar negeri yang memburuk.
Baca Juga
Ekonom di Hamburg Commercial Bank, Norman Liebke, juga mengatakan hal yang sama bahwa manufaktur mengalami penurunan dan sektor jasa mengalami ekspansi.
"Secara keseluruhan, sektor jasa yang menyumbang 80 persen dari ekonomi akan menjadi kekuatan pendorong pada kuartal kedua." Jelasnya
Di lain sisi, perekrutan tenaga kerja meningkat di kedua sektor sehingga menimbulkan peningkatan tingkat pekerjaan, terkuat dalam hampir setahun.
Ekonomi Prancis pada Kuartal I/2023 juga menunjukan pemulihan. Namun, Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit Prancis bulan lalu, mengacu pada tingkat defisit anggaran untuk tahun 2023 dan 2024.