Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Temui Uni Eropa dan Korsel di KTT G7, Bahas Deforestasi dan Mobil Listrik

Menko Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Eropa dan Korsel di sela-sela KTT G7 di Jepang.
Presiden Joko Widodo menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, pada Sabtu (20/5/2023)./ BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, pada Sabtu (20/5/2023)./ BPMI Setpres/Laily Rachev

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Perwakilan Uni Eropa dan Korea Selatan (Korsel) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 di Jepang. Mereka membahas berbagai isu, termasuk aturan deforestasi dan mobil listrik. 

Airlangga yang mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir pekan lalu tersebut mengatakan, pertemuan dengan Eropa membahas upaya penguatan berbagai kemitraan strategis di antaranya negosiasi Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 

Pembahasan lainnya yaitu tindak lanjut JETP dan Global Gateway, serta kerjasama kawasan Indo-Pasifik. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan perkembangan kerja sama Green Investment melalui European Investment Bank (EIB) yang telah membuka kantor perwakilan di Jakarta pada Agustus 2022. 

“Juga dibahas isu deforestasi dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyampaikan akan menemui Delegasi Indonesia di Brussels pada akhir bulan ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/5/2023). 

Diketahui, Indonesia bersama Malaysia dan Honduras yang tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), akan mengunjungi Belgia pada 30-31 Mei 2023 untuk membahas terkait peraturan deforestasi di Eropa. 

Di sisi lain, pada pertemuan bilateral dengan Korea, pemerintah mendorong pemanfaatan fasilitas Indonesia - Korea CEPA atau IK-CEPA yang telah diluncurkan tahun ini guna menaikkan angka perdagangan bilateral. 

Pasalnya, saat ini perdagangan kedua negara masih di bawah target US$30 miliar, seperti yang ditetapkan pada 2018. Indonesia juga mengharapkan para pelaku usaha Republik Korea dapat memperluas investasi pada lima sektor utama di antaranya Industri otomotif. 

“Khususnya mobil listrik dan baterai kendaraan listrik, industri mesin dan elektronik, industri tekstil dan alas kaki, industri kimia dan farmasi, dan infrastruktur,” tambah Airlangga. 

Selain itu, turut dibahas terkait Pelatihan PMI (Pekerja Migran Indonesia) di mana Pemerintah Korea akan membantu pelatihan dan akses ketenagakerjaan, serta terkait dengan SMR (Small Modular Reactor) yang telah dilakukan kerjasama pengkajian dengan BRIN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper