Bisnis.com, JAKARTA – Peternak ayam petelur mengungkapkan kenaikan harga telur saat ini disebabkan permintaan yang naik, meski dalam waktu dekat diklaim akan kembali mengalami penurunan.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan per 16 Mei 2023, rata-rata harga telur ayam di tingkat produsen berada di Rp 25.840 per kg, sedangkan di tingkat konsumen harganya Rp30.000 per kg atau naik 0,44 persen dibandingkan pekan lalu.
Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), Blitar Rofi Yasifun, mengatakan, harga telur di tingkat konsumen Rp30.000 per kg tersebut merupakan harga yang wajar. Hal ini tidak terlepas dari biaya produksi saat ini yang juga lebih tinggi dari sebelumnya.
“Sekarang biaya produksi juga sudah berbeda menjadi tinggi, sehingga harga telur di konsumen sekitar Rp29.000 sampai dengan Rp30.000 per Kg adalah wajar,” kata Blitar dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
Menurutnya, saat ini harga telur naik ini karena tingginya demand, seperti orang hajatan ramai dan aktivitas kembali normal setelah libur panjang.
“Pascalebaran selalu kami data, pada tahun-tahun sebelumnya puncak kenaikan harga biasanya di H+21 sampai H+27 lebaran, dan tahun ini juga sama ada kenaikan dan puncak harga saat ini sudah berlalu dan akan turun landai mulai Sabtu kemarin. Hari ini on farm (di tingkat peternak) telur di harga Rp26.000 per kg,” ujarnya
Baca Juga
Rofi mengakui, pemerintah telah melakukan upaya yang tepat dalam menjaga keseimbangan harga telur. Seperti program bantuan telur dan daging ayam yang tengah berjalan. Menurutnya, program yang dijalankan NFA tersebut secara efektif bisa menjaga harga telur tetap stabil.
“Program bantuan telur dan daging ayam sangat bagus untuk mengurangi angka stunting dan melibatkan peternak rakyat mandiri sebagai penyedia dengan kategori telur premium. Ini bisa membantu meningkatkan demand telur dan daging ayam, sehingga harga akan ada margin dan peternak bisa berproduksi dengan baik, karena harga sering di bawah HPP di kandang/on farm selama ini, apalagi saat pandemi, kami banyak yang gulung tikar,” ungkapnya.
Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan untuk menjaga harga telur, terus dilakukan melalui program strategis seperti pelaksanaan bantuan pangan telur dan daging ayam, pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota, serta fasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan.
Menurut Arief, hal ini dilakukan agar terwujud keseimbangan harga dari hulu hingga hilir sehingga menjaga keberlanjutan tumbuhnya ekosistem telur nasional.
"Beberapa bulan terakhir usaha pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar. Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga di tingkat peternak, pedagang dan konsumen," ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).
Dia memastikan, untuk mewujudkan keseimbangan tersebut pemerintah secara bertahap menjalankan berbagai program strategis. Seperti penyaluran bantuan telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS), di mana program ini secara efektif menyerap telur dan daging ayam yang dihasilkan peternak mandiri dengan harga yang baik untuk disalurkan guna menurunkan angka stunting.
"Saat ini pemerintah sedang menjalankan program bantuan untuk 1,4 juta KRS di 7 provinsi dengan memberikan telur ayam 1 pack dan 1 ekor daging ayam karkas bersama ID FOOD, Holding BUMN Pangan. Program ini akan berjalan selama 3 bulan. Mulai April sampai Juni 2023," paparnya.