Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI-Korea Sepakat Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ini Harapan Apindo

Apindo menyambut positif penguatan kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) bersama dengan Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani saat Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO 2020 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) bersama dengan Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani saat Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO 2020 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut positif penguatan kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan. Pengusaha menilai arus investasi dan hubungan ekonomi antara kedua negara semakin mengalir deras dan tumbuh positif. 

Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan salah satunya tercermin dari kesepakatan kedua negara untuk meninggalkan dolar sebagai mata uang pembayaran transaksi perdagangan. 

"Misalnya untuk pembayaran transaksi perdagangan bisa pakai mata uang Rupiah atau Won, jadi secara keseluruhan sangat positif," kata Hariyadi kepada Bisnis, Senin (15/5/2023). 

Penggunaan mata uang rupiah dan won dalam transaksi kedua belah pihak dilakukan sebagai perjanjian untuk melepas ketergantungan dolar atau dedolarisasi.

Untuk diketahui, Bank Indonesia dan Bank of Korea akhirnya menandatangani kerja sama dalam penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral pada Selasa (2/5/2023).

Di samping itu, Hariyadi menuturkan, investasi yang dikucurkan Korea Selatan di Tanah Air cukup agresif dibandingkan dengan negara lain. Hal ini mencakup di berbagai sektor mulai dari keuangan hingga infrastruktur. 

Hariyadi memberikan contoh infrastruktur RI yang dikelola Korea Selatan yaitu proyek pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim yang berlangsung sejak 2021-2046 mendatang diketahui menghabiskan total investasi sebesar Rp6,9 triliun.

Sebagai informasi, proyek bandara di Batam ini merupakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha, yang semula dikelola sepenuhnya oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Batam (BP Batam) kini telah dikembangkan oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB), konsorsium dari PT Angkasa Pura I (Persero), Incheon International Airport Corporation, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 

Selain itu, di sektor kreatif dan teknologi, pihaknya berharap kedua negara dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Termasuk, bidang otomotif khususnya kendaraan listrik, di mana Korea Selatan merupakan yang terdepan di bidang tersebut. 

"Harapannya ke depan lebih banyak kerja sama antara pengusaha Korea dengan Indonesia, jadi partnership, artinya mereka bermitra dengan pengusaha Indonesia," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menerima delegasi Republik Korea, Senin (15/5/2023), di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Korea Selatan bersepakat untuk meningkatkan hubungan diplomatik yang akan memasuki masa 50 tahun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.

“Hubungan kedua negara sangat baik, apalagi memulai di akhir tahun 2015 sampai dengan ke sini yang ditandai dengan berbagai macam kebijakan perekonomian, salah satu di antaranya adalah menyangkut dengan perdagangan maupun investasi,” ujar Bahlil.

Kedua negara, kata Bahlil, juga berpandangan bahwa neraca perdagangan harus terus ditingkatkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Jokowi mendorong agar akses ekspor komoditas Indonesia ke Republik Korea dibuka luas, utamanya untuk komoditas pangan.

“Tadi Bapak Presiden juga meminta agar akses ekspor komoditas-komoditas kita terutama komoditas pangan bisa dibuka; jeruk, kemudian beberapa komoditas unggulan lain,” ujar Bahlil.

Di dalam pertemuan juga dibahas tentang kerja sama terkait ekosistem mobil listrik. Bahlil menyebutkan, Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MoTIE) Republik Korea, Jang Youngjin menyampaikan bahwa tahun depan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan memproduksi ekosistem mobil listrik yang baterainya langsung dari Indonesia.

“Jadi tahun depan kita sudah mempunyai produk baterai mobil yang kemarin satu tahun lalu-dua tahun lalu di-groundbreaking oleh Bapak Presiden di Karawang,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper