Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Sawit Maret 2023 Naik, Ekspor Malah Turun

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mencatat produksi minyak sawit pada Maret 2023 mengalami kenaikan musiman sekitar 12 persen, sementara ekspor turun.
Kelapa sawit ditumpuk di atas sebuah truk di Penajam, Kalimantan Timur, Rabu (27/11/2019)./Bloomberg-Dimas Ardian
Kelapa sawit ditumpuk di atas sebuah truk di Penajam, Kalimantan Timur, Rabu (27/11/2019)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi minyak sawit periode Maret 2023 mengalami kenaikan musiman sekitar 12 persen dibandingkan Februari 2023. Pada saat bersamaan, harga sawit pun diperkirakan akan mengalami penurunan di tengah volume ekspor yang juga sedang mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono memerinci, produksi crude palm oil (CPO) pada Maret 2023 mencapai 4,35 juta ton, naik dari 3,88 juta ton pada bulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi untuk palm kernel oil (PKO) menjadi 413.000 ton dari 369.000 ton pada bulan sebelumnya.

“Berlawanan dengan produksi, ekspor justru turun dari 2.912.000 ton pada Februari menjadi 2.641.000 ton pada bulan Maret. Penurunan terbesar terjadi pada produk olahan minyak sawit yang turun dari 2.254.000 ton pada bulan Februari menjadi 1.880.000 ton pada bulan Maret,” ujar Mukti melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/5/2023).

Menurut negara tujuannya, penurunan ekspor terjadi untuk tujuan China sebesar 242.800 ton, Mesir dan Timur Tengah sebesar 129.400 ton, Bangladesh sebesar 50.500 ton, India sebesar 68.300 ton, Belanda sebesar 54.900 ton, serta Malaysia. Sementara itu, kenaikan ekspor terjadi untuk tujuan Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Rusia, dan Pakistan.

Mukti menuturkan, penurunan ekspor menyebabkan nilai ekspor turun dari US$2.687 juta pada Februari menjadi US$2.259 juta pada Maret, meskipun harga CPO CIF Rotterdam untuk Maret adalah US$1.030/ton yang lebih tinggi dari harga Februari sebesar US$ 997/ton (+3,2 persen).

Berbeda dengan harga minyak sawit, Mukti menyebut harga minyak utama lain untuk bulan Maret justru mengalami penurunan masing-masing sebesar 9,9 persen untuk minyak kedelai Ditch FOB ex mill, 9,4 persen untuk minyak biji bunga matahari FOB NW Europe, dan 12,1 persen untuk minyak rapeseed Dutch FOB Ex mill.

Sementara itu, Mukti menjelaskan bahwa konsumsi dalam negeri mengalami kenaikan menjadi 1,81 juta ton dari 1,80 juta ton pada bulan Februari. Konsumsi untuk industri pangan naik menjadi 911.000 ton dari 802.000 ton, untuk industri oleokimia naik menjadi 187.000 ton dari 185.000 ton.

Sedangkan untuk industri biodiesel turun menjadi 714.000 ton dari 816.000 ton pada bulan sebelumnya. Dengan perubahan pada produksi, konsumsi dan ekspor tersebut, maka stok akhir bulan Maret naik menjadi 3,14 juta ton dari 2,76 juta ton pada bulan sebelumnya.

“Memperhatikan harga minyak nabati utama lain yang turun, maka sangat mungkin harga minyak sawit akan segera ikut tertarik turun,” ujar Mukti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper